Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan dagang-el (e-commerce) mulai membatasi layanan perdagangan lintas negara (cross border) di platform mereka.
Beberapa e-commerce yakni Shopee Indonesia dan Lazada Indonesia mulai menutup akses impor untuk sejumlah produk yang dinilai bisa dipenuhi oleh produsen di dalam negeri. Asosiasi mencatat porsi perdagangan lintas negara cenderung kecil.
Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Bima Laga mengatakan asosiasi mendukung keputusan bisnis tersebut. Kebijakan membatasi perdagangan lintas negara pada produk yang bisa diproduksi di dalam negeri dinilai sebagai upaya untuk melindungi UMKM lokal.
Bima mengatakan kontribusi perdagangan lintas negara sejatinya kecil. Tetapi kehadiran layanan cross border bisa membantu konsumen memenuhi kebutuhan yang tidak tersedia dari pasokan di dalam negeri.
“Menurut catatan sejumlah anggota kami, perdagangan cross border sifatnya relatif kecil, karena mayoritas pedagang di marketplace Indonesia adalah pedagang, termasuk UMKM lokal,” kata Bima dalam keterangan tertulis kepada Bisnis yang dikutip Minggu (8/8/2021).
Bima mengatakan salah satu nilai perdagangan lintas negara lewat dagang-el adalah penyediaan. Mengutip kajian “Beyond Unicorns” yang dirilis World Bank, Bima menyebutkan salah satu value dari dagang-el bagi konsumen adalah memberikan akses kepada konsumen untuk produk atau jasa yang belum tersedia secara lokal.
“Jadi, jika memang ada barang-barang yang belum atau belum bisa diproduksi oleh produsen lokal, maka konsumen berhak untuk mencari produk dari penjual di luar negeri,” tambahnya.
Karena itu, kata Bima, penutupan perdagangan lintas negara juga harus dibarengi dengan peningkatan upaya-upaya pemerintah dan swasta untuk membantu pengusaha lokal, termasuk UMKM, untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas. Dengan demikian, produk kebutuhan konsumen yang bisa dipenuhi pengusaha lokal bisa makin banyak.
“Belum banyak platform dagang-el yang melayani perdagangan cross border. Namun, idEA dan para anggota tentu saja mendukung UMKM untuk bertransformasi digital, khususnya melalui Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia, yang dicanangkan Presiden Joko Widodo sejak Mei 2020,” katanya.