Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mantan Menristek Minta Fokus Ekonomi RI Beralih dari Sumber Daya Alam

Bambang B. Brodjonegoro menilai kecenderungan Indonesia kepada pemanfaatan sumber daya alam untuk jangka pendek, baik oleh investor dalam dan luar negeri serta pemerintah, membuat rasio sektor manufaktur terhadap PDB semakin turun.
Mantan Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro menyampaikan paparan saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (3/2/2021). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Mantan Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro menyampaikan paparan saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (3/2/2021). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA – Mantan Menteri Riset dan Teknologi dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro mendorong agar pemerintah melakukan transformasi ekonomi dengan merubah paradigma ekonomi yang berbasis sumber daya alam, menjadi ekonomi yang berbasis inovasi.

Bambang menilai kecenderungan Indonesia kepada pemanfaatan sumber daya alam untuk jangka pendek, baik oleh investor dalam dan luar negeri serta pemerintah, membuat rasio sektor manufaktur terhadap PDB semakin turun.

“[Kontribusinya] dari mendekati 30 persen sampai 19 persen. Jadi kenapa kita menjadi tidak bisa fokus untuk mengembangkan sektor manufaktur? Itu karena kita tergoda oleh natural resources,” jelas Bambang pada diskusi virtual 50 Tahun Nalar Ajar Terusan Budi: CSIS dan Transformasi Ekonomi Menuju Indonesia 2045, Rabu (4/8/2021).

Padahal, sektor manufaktur, jelas Bambang, dapat mendukung berjalannya transformasi ekonomi Indonesia. Dia mencontohkan periode trasnformasi ekonomi Indonesia pada tahun 1980-an, dari sektor primer yaitu pertambangan minyak ke sektor sekunder yaitu manufaktur.

“Tahun 1990-an kita merasakan sendiri barangkali itulah puncak pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam periode waktu yang panjang. Dari 1990 sampai 1997, pertumbuhan ekonomi kita itu relatif tinggi bisa sampai 7-8 persen. Itu karena kita sudah betumpu pada sektor manufaktur yang kontribusinya hampir mencapai 30 persen,” jelas Bambang yang juga sempat menjadi Menteri Keuangan RI 2014-2016.

Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan bahkan kinerja sektor manufaktur Indonesia juga turun terlalu cepat, jika dibandingkan dengan negara-negara lain dengan level PDB per kapita yang sama, seperti Malaysia dan Thailand.

Amalia mencontohkan Thailand, yang kini memiliki pendapatan per kapita hampir sama dengan Indonesia, memiliki kontribusi sektor manufaktur sebesar 30 persen terhadap PDB. Sementara, Indonesia memiliki kontribusi sektor manufaktur lebih rendah yaitu di bawah 20 persen terhadap PDB.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper