Bisnis.com, JAKARTA — Tren positif harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) terus berlanjut pada Juli 2021 dengan kenaikan sebesar US$1,94 per barel dari US$70,23 per barel menjadi US$72,17 per barel.
Penetapan ICP ini tercantum dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 138.K/HK.02/MEM.M/2021 tentang Penetapan Harga Minyak Mentah Indonesia Bulan Juli 2021.
Dikutip dari Executive Summary (Exsum) Tim Harga Minyak Mentah Indonesia, ICP SLC Juli 2021 juga mengalami kenaikan sebesar US$ 1,83 per barel dari US$ 70,82 per barel menjadi US$ 72,65 per barel.
Berdasarkan exsum tersebut, beberapa faktor yang memengaruhi peningkatan harga minyak mentah utama di pasar internasional, antara lain terkait permintaan minyak di mana OPEC melaporkan revisi naik estimasi permintaan kuartal III/2021 sebesar 60.000 barel per hari, sehingga menjadi 98,19 juta barel per hari pada publikasi OPEC Juli 2021, dibandingkan dengan publikasi bulan lalu.
Selain itu, berdasarkan publikasi Energy Information Administration (EIA), terdapat peningkatan permintaan gasoline di Amerika Serikat pada akhir Juli 2021 jika dibandingkan dengan akhir Juni 2021, sebesar 152.000 barel per hari, menjadi 9,3 juta barel per hari.
Faktor lainnya adalah OPEC menurunkan proyeksi tingkat produksi negara-negara NON-OPEC pada 2021 sebesar 30.000 barel per hari, menjadi 63,8 juta barel per hari pada publikasi OPEC Juli 2021, dibandingkan bulan sebelumnya.
Baca Juga
EIA melaporkan penurunan stok Amerika Serikat pada akhir Juli 2021 dibandingkan akhir Juni 2021. Sementara itu, IEA dalam laporan Juli 2021 memperkirakan terjadi penurunan stok minyak mentah dunia pada kuartal III/2021, terbesar dalam 10 tahun terakhir yaitu stok minyak mentah komersial sebesar 16,7 juta barel, menjadi 435,6 juta barel dan stok gasoline sebesar 7,4 juta barel, menjadi 234,2 juta barel.
Adapun kenaikan harga minyak mentah dunia selama Juli 2021 juga disebabkan oleh perbaikan perekonomian Amerika Serikat yang ditandai dengan perkiraan pertumbuhan GDP tahunan sebesar 7,4 persen pada 2021, setelah turun 3,5 persen pada 2020.
"Terdapat peningkatan throughput kilang dunia pada bulan Juni 2021 sebesar 1,6 juta barel per hari dibandingkan bulan Mei 2021, dan diperkirakan akan mengalami peningkatan di bulan Juli dan Agustus 2021 dengan penambahan lanjutan hingga 2,7 juta barel per hari," sebut Tim Harga Minyak dalam keterangan resminya, Rabu (3/8/2021).
Faktor lainnya adalah adanya peningkatan indeks aviasi dunia pada Juli 2021 dibandingkan dengan bulan sebelumnya, di mana saat ini memiliki tren menuju level 50 persen sebelum pandemi, khususnya dipicu negara di Eropa dan Asia.
Untuk kawasan Asia Pasifik, peningkatan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, juga dipengaruhi oleh real-time traffic index di beberapa negara utama Asia seperti Cina, Taiwan, Singapura dan Malaysia mengalami peningkatan di bulan Juli 2021 dibandingkan bulan sebelumnya.
Kilang terbesar Jepang Eneos di Kashima yang berkapasitas CDU 168 ribu barel per hari dan Sendai yang berkapasitas CDU 145 ribu barel per hari, kembali beroperasi pada akhir Juli 2021 setelah ditutup berturut-turut sejak awal Juli dan Juni 2021.
Selengkapnya perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar Internasional pada bulan Juli 2021 dibandingkan bulan Juni 2021 sebagai berikut:
- Dated Brent naik sebesar US$1,99 per barel dari US$73,04 per barel menjadi US$75,03 per barel.
- WTI (Nymex) naik sebesar US$1,08 per barel dari US$71,35 per barel menjadi US$72,43 per barel.
- Basket OPEC naik sebesar US$1,64 per barel dari US$71,81 per barel menjadi US$73,46 per barel.
- Brent (ICE) naik sebesar US$0,89 per barel dari US$73,41 per barel menjadi US$74,29 per barel.