Bisnis.com, JAKARTA – Platform e-commerce Lazada Indonesia memutuskan untuk menutup keran impor pada 3 klaster barang, yakni tekstil dan fesyen, makanan, dan kerajinan tangan. Langkah ini diambil sebagai upaya perlindungan terhadap usaha kecil menengah di dalam negeri.
Head of Public Affairs and Public Policy Lazada Indonesia Waizly Darwin mengatakan bahwa kebijakan ini diambil sebagai upaya untuk mendukung dan memberdayakan UMKM lokal Indonesia.
“Kami selalu memantau, mengkaji ulang serta memutakhirkan kebijakan di platform kami, khususnya untuk penjualan cross-border agar tetap relevan dan sesuai dengan kebijakan dan peraturan pemerintah. Penutupan akses impor di beberapa klaster besar ini hanyalah salah satu inisiatif yang telah kami lakukan secara berkala sepanjang pandemi demi melindungi UMKM Indonesia dan membantu mereka bertahan di situasi sulit ini,” kata Waizly dikutip dari siaran pers, Rabu (4/8/2021).
Penutupan akses impor di beberapa klaster besar yang dilakukan Lazada sekaligus menjadi upaya perusahaan dalam mendukung program substitusi impor pemerintah.
Dia menjelaskan bahwa perusahaan akan menutup akses pengiriman barang dari penjual di luar negeri meski tidak memperinci berapa jumlah pedagang cross border yang sebelumnya bergabung dalam plarform.
“Keputusan penutupan akses impor di beberapa klaster besar ini didasarkan atas pendekatan klaster industri yang cukup signifikan di Indonesia dan sejatinya bisa dipenuhi oleh pebisnis lokal,” tambahnya.
Baca Juga
Ke depannya, melalui Gerakan Akselerasi Karya Rakyat (AKAR) Indonesia, Lazada tidak hanya akan terus mengintensifikasi onboarding UMKM ke platform dan memberikan pelatihan, tetapi juga memberikan akses untuk jejaring dan bimbingan teknis bagi para UMKM di Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menjelaskan bahwa Kementerian Koperasi dan UKM mempertajam kebijakan terkait PMSE.
Di antaranya dengan meminimalisir ancaman terhadap UMKM dan industri dalam negeri dari praktik perdagangan tidak sehat, pengutamaan produk dan pedagang dalam negeri, pengembangan akses usaha UMKM dengan ekonomi digital, dan perlindungan konsumen dari pedagang dan produk luar negeri.
“Terjadinya praktik perdagangan yang tidak sehat lewat sistem cross-border di platform e-commerce yang mengancam kelangsungan UMKM di dalam negeri menjadi perhatian utama yang ditugaskan kepada saya untuk diselesaikan agar tidak merugikan UMKM lokal,” kata Teten.
Karena itu, Teten memberi apresiasi kepada Lazada yang berkomitmen untuk menutup akses cross border untuk sejumlah produk impor melalui Gerakan AKAR.
“Dalam diskusi terdahulu bersama CEO Group Lazada Chun Li CEO, [mereka] telah menyampaikan komitmennya untuk menutup akses impor produk klaster industri tekstil dan fesyen, kuliner, kerajinan ke Indonesia. Ditutupnya akses impor atas beberapa klaster besar di platform Lazada ini menjadi langkah awal untuk UMKM Indonesia bisa bertumbuh secara sehat dan kuat,” kata Teten.