Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impor Marak, Pengusaha Ungkap Kondisi Industri Besi dan Baja

Impor besi dan baja terus memperlihatkan kenaikan dalam 5 tahun terakhir. Impor sempat turun pada 2020 dan kembali naik pada 5 bulan pertama 2021.
Ilustrasi baja olahan
Ilustrasi baja olahan

Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku industri berharap pemerintah dapat memperhatikan tren pertumbuhan impor besi dan baja, meski ekspor komoditas tersebut memperlihatkan kenaikan signifikan.

Ketua Umum Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia (Indonesian Iron and Steel Industry Association/IISIA) Silmy Karim mengatakan impor besi dan baja terus memperlihatkan kenaikan dalam 5 tahun terakhir. Impor sempat turun pada 2020 dan kembali naik pada 5 bulan pertama 2021.

Impor sendiri, kata Silmy, mengganggu keberlanjutan industri baja karbon yang mendominasi perdagangan besi dan baja dunia.

“Ekspor besi dan baja sendiri tumbuh karena didorong ekspor stainless steel sebagai dampak dari kehadiran investasi smelter nikel. Baja karbon juga naik karena ada kenaikan nilai dan volume ekspor oleh Krakatau Steel,” kata Silmy kepada Bisnis, Minggu (1/8/2021).

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), impor besi dan baja tumbuh rata-rata 4,83 persen dalam kurun 2016 sampai 2020. Sementara untuk periode Januari sampai Mei 2021 tumbuh 33,79 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020.

Jika melihat pada permintaan dunia, Silmy mengatakan permintaan stainless steel cenderung kecil, yakni sekitar 40 juta ton per tahun. Sementara permintaan baja karbon bisa menyentuh 1,5 miliar ton setiap tahunnya.

“Indonesia yang babak belur impor baja karbon. Prospek ke depan impor baja karbon harus turun. Jangan sampai kita menjadi sasaran dagang negara lain dan industri harus dibangun. Masih banyak pekerjaan rumah. Sementara itu ekspor kita masih wait and see. Indonesia tidak bisa langsung berbahagia dengan capaian ini. Apalagi jika Covid-19 tertangani dan ekonomi normal, apa kita masih bisa meningkatkan ekspor masih belum diketahui,” kata dia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper