Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jaga Kinerja Keuangan, PLN Harus Lakukan Efisiensi

Sepanjang semester I/2021, PLN berhasil membukukan laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp6,6 triliun.
Petugas mengecek kelistrikan di Gardu Induk Kuta di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, NTB, Selasa (2/2/2021) /ANTARA
Petugas mengecek kelistrikan di Gardu Induk Kuta di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, NTB, Selasa (2/2/2021) /ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menilai PT PLN (Persero) perlu melakukan skala prioritas proyek dan renegosiasi dengan produsen listrik swasta untuk menjaga kinerja keuangannya di tengah perlambatan pertumbuhan konsumsi listrik.  

Sepanjang semester I/2021, PLN berhasil membukukan laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp6,6 triliun. Capaian ini melonjak 2.525,48 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai Rp251,6 miliar.  

Namun, Mamit berpendapat lonjakan laba tersebut lebih banyak ditopang oleh adanya pendapatan kompensasi dari pemerintah, sedangkan pendapatan penjualan listrik tidak mengalami pertumbuhan signifikan.  

"Untuk menjaga kinerja keuangan mereka, PLN harus tetap melakukan efisiensi. PLN harus bisa lakukan skala prioritas proyek yang mereka lakukan. Saya lihat ini masih jadi beban besar untuk beban usaha, ini harus diperhatikan proyek yang memang penting dan kira-kira masih bisa ditunda," ujar Mamit kepada Bisnis, Kamis (29/7/2021).

Tidak kalah penting, kata Mamit, PLN perlu melakukan renegosiasi dengan produsen listrik swasta (independent power producer/IPP) terkait skema jual beli listrik. Renegosiasi diperlukan mengingat adanya peningkatan beban pembelian tenaga listrik dari swasta sepanjang paruh pertama ini.  

"Memang agak sulit negosiasi dengan IPP. Tapi sebisa mungkin bagaimana ini bisa dilakukan negosiasi, kira-kira seperti apa solusinya di tengah pertumbuhan konsumsi listrik yang tidak banyak tetapi di sisi lain pembelian listrik swasta ini harus tetap berjalan," katanya.

Selain itu, guna meningkatkan konsumsi listrik, PLN perlu lebih gencar melakukan promosi-promosi terkait tambah daya dan penggunaan kompor listrik, serta mendorong penggunaan kendaraan listrik.  

Di sisi lain, Mamit mengatakan dengan kondisi surplus pasokan listrik saat ini, PLN juga harus bisa lebih kreatif untuk menciptakan pasar baru, seperti menyasar industri smelter atau ekspansi ke luar negeri.

"Ekspor listrik ke Malaysia, Timor Leste bisa menjadi peluang. Selain itu, saya kira sekarang ini banyak pembangunan kawasan industri atau smelter di Sulawesi, ini bisa dijadikan pasar tersendiri yang dioptimalkan," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper