Bisnis.com, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) diminta untuk menjaga iklim ekonomi, sosial, dan politik agar tetap kondusif, khususnya di sektor perbankan syariah.
“Bank syariah bisa tumbuh berkembang dan menjadi salah satu alternatif sistem yang memberikan sumbangan signifikan terhadap perekonomian nasional,” kata Wakil Ketua Badan Akuntabilitas dan Keuangan Negara DPR RI Anis Byarwati, Rabu (28/7/2021).
Anis menjelaskan tanggung jawab itu bukan hanya dipikul BI, tetapi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS).
Kedua institusi tersebut juga bertanggung jawab untuk memastikan para pegawai pelaksana dan sumber daya manusia (SDM) yang ada di dalam perbankan syariah memahami tentang akad dan operasional perbankan syariah.
“BI dan OJK memiliki rentang kendali yang sangat jauh terhadap operasional bank syariah. Padahal operasional bank syariah sangat ditentukan oleh SDM pegawai pelaksana yang ada di bank syariah itu,” jelasnya
Sementara itu, perpindahan SDM dari bank konvensional ke bank syariáh harus disertai dengan pelatihan dan pembekalan yang mumpuni.
Dengan begitu, lanjutnya, para SDM memiliki peningkatan kompetensi tentang prinsip-prinsip yang harus dijalankan dalam operasional bank Syariah.
Anis meyakini peningkatan kompetensi SDM akan meningkatkan kredibilitas bank Syariah di kancah ekonomi nasional. Selain itu, BI, OJK dan KNEKS juga diimbau agar mulai mengubah sudut pandang dalam pengembangan ekosistem syariah.
"Para pemangku kepentingan jangan melihat market share semata karena menjadikan industri syariah kehilangan rohnya. Yang harus dilakukan adalah ekspansi pembiayaan yang lebih luas. Cita-cita menjadikan ekonomi syariah sebagai arus baru pertumbuhan ekonomi Indonesia harus didukung oleh semua aspek termasuk oleh hal-hal yang nampak kecil, tetapi memiliki dampak yang sangat besar,” ucap Anis.