Bisnis.com, JAKARTA - ISCEA (The International Supply Chain Education Alliance) Indonesia menyarankan para pekerja atau sumber daya manusia di sektor logistik turut bertransformasi mengikuti era digital saat ini.
President of ISCEA Indonesia I Nyoman Pujawan menyebut proses digitalisasi haruslah menciptakan kesejahteraan bagi setiap orang. Jangan sampai masuknya teknologi ke proses logistik justru membuat jarak pemisah antara pekerja A dengan pekerja B.
"Secara agregat digitalisasi ini harus menciptakan kesejahteraan bagi setiap orang. Jangan sampai digitalisasi ini justru menciptakan gap yang lebih lebar antara siapa yang bisa [teknologi] dan tidak bisa," katanya dalam webinar bertajuk The Future of Supply Chain 4.0 yang diselenggarakan iForte, Kamis (22/7/2021).
Dia menilai perlu adanya transformasi manusia selain dari sistem tradisional yang selama ini digunakan sehingga setiap kegiatan produksi, ware housing, transportasi, penjualan, dan semua lini ada sinkronisasi antara peran mesin dan manusia.
Hal senada juga diungkapkan oleh CEO Lookman Djaja Logistics Kyatmaja Lookman. Menurutnya, pihak-pihak yang terlibat dalam jaringan rantai pasok ini keterampilannya juga harus di-upgrade mulai ke arah sana.
Dia menyebut teknologi baru dalam ranah logistik membuat rantai pasok tradisional menjadi digital. Namun teknologi seperti IoT (internet of things), cloud, Artificial lnteligent (Al), juga menuntut pembangunan kemampuan baru dan integrasi dengan pihak-pihak dalam rantai pasok.
Baca Juga
"Digitalisasi ini rawan gangguan ya, sehingga perusahaan juga harus mengembangkan kemampuan untuk menghadapi gangguan ini," sebutnya.
Kendati begitu, sebagai pengusaha dia mengaku bahwa adanya digitalisasi dalam proses rantai pasok dapat memudahkan ramalan dan perencanaan yang lebih akurat sehingga meningkatkan kinerja rantai pasok.
Bukan itu saja, digitalisasi ini juga mendorong kolaborasi semua pihak yang terlibat dalam rantai pasok, mendorong penggabungan teknologi, menyebabkan transformasi model bisnis dan strategi rantai pasok, serta meningkatkan sinkronisasi dan berbagai informasi antar pihak di rantai pasok.
"Selain itu membantu menurunkan biaya dan meningkatkan efisiensi, serta meningkatkan keterampilan pihak yang tergabung dalam rantai pasok," tambahnya.