Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Duh, Penumpang Pesawat Bakal Tak Sampai 20 Juta Orang Tahun Ini

INACA memprediksi jumlah penumpang pada tahun ini tidak sampai 20 juta orang akibat pandemi Covid-19 yang berlarut.
Bandara Hang Nadim, Batam. /batam-airport.com
Bandara Hang Nadim, Batam. /batam-airport.com

Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia National Air Carriers Association (INACA) mendesak agar kemarau panjang pemulihan di industri penerbangan dapat diatasi secara bersama-sama bersama dengan pemangku kepentingan terkait lantaran jumlah penumpang yang semakin menyusut pada tahun ini.

Ketua Umum INACA Denon Prawiraatmadja mengatakan berdasarkan hasil studi whitepaper yang dilakukan bersama dengan Universitas Padjajaran (Unpad) secara moderat pada 2022, sektor penerbangan akan berangsur pulih. Namun, lanjutnya, pada 2021, kisaran penumpang yang bisa direalisasikan kemungkinan tidak bisa lebih dari 20 juta penumpang per tahun.

Dia meyakini kondisi tersebut akan memberatkan maskapai nasional bersama dengan stakeholder penerbangan termasuk rantai bisnis yang ada dalam penerbangan, perhotelan dan agen perjalanan. Selama pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak awal tahun lalu, jumlah penumpang yang semestinya mencapai 100 juta penumpang per tahun telah merosot ke angka 32 juta penumpang per tahun.

“Hilangnya pasar pada 2020 ini, kami harap ada perbaikan pada tahun ini. Namun berdasarkan kajian dari pemerintah berkembangnya varian virus baru Covid-19 dan naiknya angka penyebaran ini membuat pemerintah melakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat sehingga memberikan aturan perjalanan yang kompleks dan berdampak kepada penerbangan,” katanya, Kamis (22/7/2021).

Kondisi tersebut, tekan Denon menuntut adanya kajian lebih lanjut dan aksi dari pemerintah terkait dengan menyusutnya pasar penerbangan hingga 90 persen pada 2021 yang juga berpotensi terjadi terjadi pada 2022 dan 2023. Dia menegaskan diperlukan upaya lain sebagai langkah penyelamatan yang dapat dilakukan untuk menolong maskapai nasional.

"Diharapkan dengan dukungan dari Kadin Indonesia para anggota dari INACA bisa mendapatkan relaksasi dari beban biaya yang selama ini ditanggung oleh maskapai, misalnya insentif pajak, biaya avtur, biaya Pelayanan Jasa Pendaratan Penempatan dan Penyimpanan Pesawat Udara [PJP4U]," imbuhnya.

Dia juga menambahkan bahwa bantuan untuk maskapai tidak harus berupa dana segar,bisa juga berupa kebijakan dan dukungan yang lainnya secara wajar sesuai dengan kewenangan masing-masing. Seperti misalnya terkait permasalahan perundingan maskapai dengan lessor pesawat yang sebagian besar bersifat internasional dan berada di luar negeri.

Sementara itu, Kepala Pusat Studi Inovasi Sumber Daya dan Kewilayahan Unpad Prita Amalia bahwa bahwa untuk merumuskan INACA White Paper pihak telah melakukan sejumlah kajian untuk proyeksi pemulihan sektor penerbangan.

Kajian tersebut dengan mempertimbangkan aspek kesehatan terkait pengaturan vaksin dan pendistribusiannya, lalu aspek stimulus ekonomi terkait dukungan Pemerintah untuk sektor transportasi udara dan aspek yang terakhir dari aspek kebijakan yang hal ini terkait regulasi pembatasan pergerakan orang dan regulasi yang berkaitan dengan kapasitas penerbangan.

"Berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan, pemulihan sektor penerbangan diprediksi akan mulai membaik pada awal tahun 2022 untuk penerbangan domestik dan akhir tahun 2023 untuk penerbangan internasional. Untuk mewujudkan hal tersebut maka diperlukan dukungan Pemerintah dalam bentuk kebijakan dan regulasi sebagai strategi pemulihan sektor penerbangan, seperti bantuan fiskal untuk pengurangan beban operasional," katanya.

Prita juga menegaskan bahwa bangkitnya sektor transportasi di Indonesia merupakan tanda bangkitnya perekonomian Indonesia. Dia meyakini vaksinasi merupakan game changer pemulihan sektor penerbangan di Indonesia. Dengan demikian memang diperlukan adanya kebijakan atau regulasi untuk mengakselerasi program vaksinasi sehingga herd immunity masyarakat bisa segera terbentuk dan terciptanya aktivitas masyarakat yang juga dapat mendukung sektor penerbangan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper