Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Alasan PLN Beli Pembangkit Listrik di Blok Rokan

PLN belum tentu bisa menyewa pembangkit tersebut selama 3 tahun karena MCTN menjadi satu-satunya pemasok listrik ke Blok Rokan, sehingga memiliki posisi tawar tinggi.
Fasilitas produksi Blok Rokan, Minas, Riau. Dok: SKK Migas
Fasilitas produksi Blok Rokan, Minas, Riau. Dok: SKK Migas

Bisnis.com, JAKARTA—Pembangunan infrastruktur kelistrikan yang membutuhkan waktu cukup lama menjadi alasan PT PLN (Persero) mengakuisisi PT Mandau Cipta Tenaga Nusantara atau MCTN sebagai pemasok listrik di Blok Rokan.

Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PT PLN (Persero) Bob Saril mengatakan bahwa perseroan membutuhkan waktu 3 tahun untuk membangun transmisi dari sistem Sumatra untuk memenuhi kebutuhan listrik Blok Rokan dalam jangka panjang.

Untuk itu, PLN harus menggunakan pembangkit yang saat ini sudah beroperasi, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) North Duri Cogen berkapasitas 300 megawatt (MW) yang dikelola oleh MCTN hingga transmisi kelistrikan terbangun.

Langkah itu juga dilakukan untuk memastikan pasokan listrik ke Blok Rokan tidak terhenti setelah alih kelola dari PT Chevron Pacific Indonesia(CPI) ke PT Pertamina Hulu Rokan pada 8 Agustus 2021.

“Kalau mau buat jaringan butuh 2 tahun untuk gantikan benda itu [PLTG North Duri Cogen] atau relokasi 1 tahun. Kalau 1,5 tahun ada jeda waktu yang menyebabkan tidak bisa salurkan listrik ke Rokan, tentu Wilayah Kerja [WK] Rokan akan mengalami penurunan produksi,” katanya dalam konferensi pers secara daring, Selasa (6/7/2021).

Untuk mengambil alih pengelolaan PLTG North Duri Cogen, PLN harus mengakuisisi 100 persen saham MCTN yang dimiliki oleh Chevron Standard Limited (CSL). Hal itu lantaran pihak CSL tidak melakukan lelang aset pembangkit, melainkan lelang kepemilikan saham.

Di sisi lain, kata Bob, keputusan akuisisi juga dinilai lebih baik dibandingkan dengan hanya melakukan kontrak jual beli listrik atau menyewa pembangkit tersebut.

“Kalau beli listrik saja, negara ini dirugikan karena harganya pasti ikut yang sebelumnya antara MCTN dengan CPI. Kami negosiasi berdasarkan terbuka dengan Pertamina Hulu Rokan, otomatis tidak sewa, sewa saja pasti mahal sekali,” ujarnya.

Menurutnya, PLN belum tentu bisa menyewa pembangkit tersebut selama 3 tahun karena MCTN menjadi satu-satunya pemasok listrik ke Blok Rokan, sehingga memiliki posisi tawar tinggi.

Setelah masa transisi 3 tahun, kebutuhan listrik Blok Rokan akan dipasok dari sistem kelistrikan Sumatra yang lebih andal.

Sistem kelistrikan Sumatra sendiri memiliki pasokan yang sangat kuat dengan adanya suplai dari sejumlah PLTU, PLTA, dan PLTP di wilayah tersebut. PLN juga saat ini sedang membangun jaringan transmisi 500 kv untuk memperkuat sistem kelistrikan Sumatra.

“Kami ingin menyalurkan dari sistem Sumatra. Kalau lihat pasokannya sangat berlebih karena di sistem Sumbagsel [Sumatra bagian selatan] kan sudah ada potensi lain dengan beberapa PLTU di mulut tambang, dan itu berikan harga yang cukup murah,” ucapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper