Bisnis.com, JAKARTA—Kontraktor hulu minyak dan gas bumi diminta untuk segera merealisasikan investasinya agar dapat menangkap momentum kenaikan harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) yang mencapai US$70 per barel.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Susana Kurniasih mengatakan bahwa ICP yang menyentuh angka US$70 per barel seharusnya menjadi kesempatan bagi kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) untuk meningkatkan realisasinya.
Deputi Operasi dan Deputi Perencanaan SKK Migas pun telah diminta untuk berkoordinasi dengan KKKS agar segera merealisasikan investasinya.
“Dengan ICP yang tinggi tersebut seharusnya tidak ada alasan bagi KKKS untuk tidak merealisasikan investasi,” katanya kepada Bisnis, Selasa (6/7/2021).
Susana menambahkan, Kepala SKK Migas telah meminta agar fungsi-fungsi pendukung, seperti pengadaan, serta pengurusan perizinan dan Amdal agar mendukung kegiatan yang akan direalisasikan KKKS, sehingga peningkatan realisasi investasi dapat tercapai.
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat yang diterapkan pemerintah dinilai tidak membuat kegiatan hulu migas di lapangan berhenti. Alasannya, hulu migas menjadi salah satu sektor esensial yang diperbolehkan untuk beroperasi.
“Para kepala divisi juga diminta untuk aktif di rapat-rapat koordinasi, sehingga bila ada masalah yang disampaikan KKKS dapat segera diambil keputusan,” jelasnya.
Seperti diketahui, harga minyak mentah Indonesia pada Juni 2021 kembali meningkat jika dibandingkan dengan bulan lalu. Kenaikan terjadi US$4,74 per barel, sehingga menyentuh US$70,23 per barel.
Kenaikan harga juga dialami ICP SLC sebesar US$4,57 per barel, dari US$66,25 per barel menjadi US$ 70,82 per barel pada Juni 2021.