Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Begini Curhatan Sri Mulyani Soal Lambannya Pencairan Insentif di Daerah

Insentif ini mencakup insentif tenaga kesehatan, percepatan vaksinasi, dan lain-lain, termasuk pelaksanaan PPKM Mikro.
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan sambutan acara virtual saat acara Bisnis Indonesia Award di Jakarta, Senin (14/12/2020). Bisnis/Abdurachman
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan sambutan acara virtual saat acara Bisnis Indonesia Award di Jakarta, Senin (14/12/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan masalah lambannya pencairan insentif di daerah.

Insentif ini mencakup insentif tenaga kesehatan, percepatan vaksinasi, dan lain-lain, termasuk pelaksanaan PPKM Mikro. Padahal, menurutnya ujung tombak ada di rukun tetangga, rukun warga, dan lurah.

"Anggarannya disediakan APBD melalui anggaran kelurahan atau kita pakai dana desa. Tapi sudah ditransfer dana desa pun enggak selalu kemudian jalan," kata Sri Mulyani dalam wawancara dengan Tempo secara virtual, Jumat, (2/7/2021).

Dia menuturkan ada 233 pemerintah daerah yang belum ada realisasi dukungan untuk kelurahan melakukan PPKM, 23 di antaranya adalah daerah yang sedang zona merah. Dana alokasi umum dan dana bagi hasil yang 8 persen yang seharusnya untuk membantu kelurahan baru 7,56 persen.

Menteri Keuangan Terbaik Asia Pasifik 2017-2019 ini mengatakan menghormati otonomi dan desentralisasi. Menurutnya, daerah seharusnya mengelola anggaran berdasarkan sistem pemerintahan daerah.

"Kalau dalam situasi darurat seperti sekarang dan ternyata mereka secara berulang tidak melakukannya, saya sudah menyampaikan kepada para gubernur dan Menteri Dalam Negeri, "Bapak, ini kalau sampai Juli enggak jalan, kami intercept saja'"," katanya.

Dia mengatakan lebih baik tidak populer, dimarah-marahin daerah, daripada Covid-nya menyebar ke mana-mana. Itu menurut dia, hal yang harus dipilih.

"Jadi saya menggunakan wewenang itu. Pertama, untuk bisa mencapai vaksinasi 2 juta per hari. Itu kan target yang tinggi banget. Daerah seharusnya menyediakan karena vaksinasi dari Kementerian Kesehatan dan dinas yang menyelenggarakannya," ujarnya.

Karena itu, kata dia, sekarang mencoba untuk membuat koreksi mengenai prioritas yang memang efektivitas, bukan desentralisasi atau otonomi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Tempo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper