Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Raihan Kontrak Baru Hutama Karya Selama Januari-Mei Melorot 43 Persen

PT Hutama Karya (Persero) mencatatkan nilai kontrak baru pada Januari—Mei 2021 hanya senilai Rp5,29 triliun.
PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) terus kebut pembangunan Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS), salah satunya yakni Ruas Pekanbaru-Padang Seksi 1 (Padang-Sicincin) (Pacin) sepanjang 36km.  /Hutama Karya
PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) terus kebut pembangunan Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS), salah satunya yakni Ruas Pekanbaru-Padang Seksi 1 (Padang-Sicincin) (Pacin) sepanjang 36km. /Hutama Karya

Bisnis.com, JAKARTA — Efek dari pandemi Covid-19 masih dirasakan oleh sebagian perusahaan jasa konstruksi domestik. Pasalnya, mundurnya jadwal konstruksi beberapa proyek infrastruktur dan perekonomian yang belum pulih membuat realisasi nilai kontrak baru perusahaan karya terus susut.

PT Hutama Karya (Persero) mencatatkan nilai kontrak baru pada Januari—Mei 2021 hanya senilai Rp5,29 triliun. Angka tersebut terkontraksi sekitar 43 persen dari periode yang sama tahun lalu.

"Kalau tahun lalu pandemi baru mulai meluas pada April dan seterusnya, sedangkan tahun ini kami melanjutkan [merasakan] domino effect dari pandemi pada tahun sebelumnya. Namun, kami masih optimistis [mencapai target nilai kontrak baru] pada tahun ini," kata EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo Purnomo kepada Bisnis, Jumat (2/7/2021).

Dengan kata lain, Hutama Karya baru mencapai 25,67 persen dari target nilai kontrak baru 2021 senilai Rp20,6 triliun. Adapun, target tersebut naik 21 persen secara tahunan dari realisasi nilai kontrak baru perseroan tahun lalu sekitar Rp16 triliun.

Tjahjo berujar sebagian besar nilai kontrak baru tersebut ditopang oleh proyek engineering, procurement, and construction (EPC), prasarana perhubungan, dan jalan dan jembatan. 

Menurutnya, penurunan perolehan nilai kontrak baru yang dialami perseroan dirasakan oleh perusahaan karya lainnya.

Akan tetapi, Tjahjo optimistis target tersebut akan terealisasi karena dua hal, yakni potensi pasar infrastruktur nasional dan perkembangan vaksinasi Covid-19 di dalam negeri. 

Menurutnya, nilai kontrak baru perseroan pada tahun ini akan didukung dari proyek selain jalan tol Trans-Sumatra (JTTS).

Tjahjo menilai potensi pengembangan infrastruktur nasional masih besar. Proyek dimaksud, lanjutnya, tidak terbatas pada konstruksi jalan tol, tetapi juga konstruksi infrastruktur sumber daya air dan pembangkit listrik.

Di samping itu, Hutama Karya akan membidik proyek pengembangan kawasan lLumbung pangan baru di Kalimantan Tengah.

"Kami melihat adanya potensi kerja sama flagship project Hutama Karya dengan world class company," ucapnya.

Walakin, Tjahjo menyampaikan pengembangan JTTS masih akan menjadi fokus utama perseroan. Sekitar enam ruas JTTS sepanjang 528,35 kilometer saat ini telah beroperasi dari target, setidaknya 438 kilometer sedang melalui tahap konstruksi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Andi M. Arief
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper