Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (Kementerian BUMN) meminta PT Perkebunan Negara (PTPN) III untuk meningkatkan pengelolaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei. Hasil dari pengelolaan tersebut diharapkan dapat membuat tanah sekitar KEK Sei Mangkei menjadi investasi murah bagi para industriwan.
Menteri BUMN Erick Thohir berharap agar KEK Sei Mangkei bisa bersaing dan bersinergi secara positif dengan KEK di daerah lainnya. Seperti diketahui, KEK Sei Mangkei seluas 1.933,8 Ha terdiri dari industri hilir kelapa sawit, industri hilir karet, dan aneka industri lainnya.
"Sekarang kita perlu melakukan hilirisasi, saya tadi juga melihat beberapa pabrik yang ada di KEK Sei Mangkei, yang bisa meningkatkan ekonomi dan membuka lapangan kerja. Hal ini berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar KEK Sei Mangkei,” katanya dalam keterangan resmi, Kamis (1/7/2021).
Erick berujar fokus pengembangan zona industri di KEK Sei Mangkei adalah hilirisasi komoditi kelapa sawit dan karet. Adapun, konsep pengembangan energi di KEK Sei Mangkei mengutamakan energi baru terbarukan (renewable energy) yang menjadikan pengembangan KEK Sei Mangkei dalam green economic zone (zona ekonomi hijau).
Erick menyampaikan kawasan ini harus segera dikembangkan menjadi kawasan industri yang dapat mengeksplorasi kekayaan sumber daya alam di wilayah Sumatra Utara dan sekitar. Dengan demikian, investasi pada KEK tersebut dapat terjangkau bagi masyarakat sekitar.
Erick mencatat setidaknya telah ada empat pabrikan lokal yang akan menanamkan dananya di KEK Sei Mangkei, yakni PT Unilever Oleochemical Indonesia (UOI), PT Nasional Hijau Lestari, Alliance, dan PT KKB SMET. Selain itu, investor asing dari India, Korea Selatan, Malaysia, China, Taiwan dan Inggris akan memulai investasinya dalam waktu dekat.
Seperti diberitakan Bisnis.com, UOI telah melakukan ekspansi di KEK Sei Mangkei dalam bentuk perluasan pabrik oleochemical Marvel 2. Pabrik turunan produk sawit ini diperkiraan membutuhkan investasi Rp2,5 triliun dan mampu menyerap 600 tenaga kerja langsung.
Direktur Keuangan PT Unilever Indonesia Arif Hudaya mengatakan perluasan pabrik oleokimia ini juga akan meningkatkan produksi split fatty acid, distilled fatty acid, specialty surfactants, dan pharma grade glycerin.
Hingga saat ini kehadiran Unilever di KEK Sei Mangkei telah menambah nilai ekspor sebesar hampir US$300 juta sehingga menjadi US$800 juta per tahun. Selain itu, telah menyerap 430 tenaga kerja langsung dan 2000 lebih tenaga kerja tidak langsung.
“Kami tengah berencana melakukan ekspansi Marvel 2, yaitu perluasan oleochemical produk dan produk dengan nilai tambah lebih yakni soap noodles dan surfaktan melalui inovasi teknologi. Nilai investasinya Rp 2,5 triliun,” katanya.