Bisnis.com, JEMBRANA - Penyisiran korban tenggelamnya KMP Yunicee masih terus dilakukan. Hingga saat ini tujuh korban diketahui meninggal dunia.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Kabupaten Jembrana, Bali, memperingatkan potensi gelombang besar di Selat Bali.
Kondisi cuaca seperti itulah yang menyebabkan terjadi kecelakaan tenggelamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Yunicee, Selasa (29/6/2021).
"Kami selalu memberikan prakiraan cuaca kepada semua pihak terkait untuk berbagai kepentingan. Khusus untuk Selat Bali, kami sudah memberikan peringatan potensi gelombang besar di musim timur seperti ini," kata Kepala Tata Usaha BMKG Jembrana Agit Setiyoko, saat dikonfirmasi di Negara, Kabupaten Jembrana, Rabu (30/6/2021).
Dia mengatakan, saat terjadi kecelakaan, data di BMKG menunjukkan langit cerah berawan dengan potensi hujan rendah sampai sedang, potensi gelombang sekitar 0,75 sampai 4 meter.
"Data itu merupakan prakiraan cuaca untuk tanggal 29 Juni sampai 1 Juli. Kami memang mengeluarkan prakiraan cuaca yang berlaku selama tiga hari," katanya.
Berdasarkan keterangan saksi saat peristiwa nahas tersebut, menurutnya, sesuai dengan prediksi BMKG muncul arus kuat disertai gelombang besar.
Sebelumnya, KMP Yunicee yang dalam manifes membawa 41 penumpang dan 16 anak buah kapal (ABK), tenggelam di Selat Bali. Kapal tersebut melakukan pelayaran dari Pelabuhan Ketapang, Provinsi Jawa Timur menuju Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana.
Hingga kini (30/6), di wilayah Kabupaten Jembrana ditemukan tujuh orang meninggal dunia. Seluruhnya dibawa ke kamar jenazah RSU Negara. Jenazah diambil keluarganya setelah diidentifikasi.
Selain ke wilayah Kabupaten Jembrana, sebagian besar penumpang lainnya juga dibawa ke Pelabuhan Ketapang. Mereka dapat diselamatkan kapal lain yang sedang melintas saat kejadian.
Informasi yang diterima menyebutkan, lima buah kapal berusaha menyelamatkan penumpang. Dua kapal kemudian menuju Pelabuhan Gilimanuk, tiga kapal lainnya menuju Pelabuhan Ketapang.
Untuk mempermudah koordinasi, komunikasi dan informasi, Polres Jembrana membuka posko di dalam Pelabuhan Gilimanuk, berdekatan dengan dermaga LCM atau pintu keluar pelabuhan.
Tim gabungan dari Basarnas, TNI Angkatan Laut hingga kepolisian masih terus menyisir Selat Bali untuk menemukan korban lainnya.