Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebut investasi dan perekonomian di Indonesia lebih tidak efisien jika dibandingkan dengan sejumlah negara tetangga.
Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal BKPM Nurul Ichwan menyatakan bahwa inefisiensi investasi di Indonesia dibandingkan dengan sejumlah negara lain, terlihat dari indikator Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Indonesia yang lebih tinggi dibandingkan dengan India, Malaysia, Filipina, dan Vietnam.
Adapun, ICOR merupakan suatu rasio antara investasi dengan pertumbuhan output, yang berfungsi untuk menunjukkan efisiensi investasi di suatu negara. Semakin tinggi ICOR di suatu negara, maka semakin tidak efisien perekonomian di negara tersebut.
Nurul memaparkan bahwa ICOR Indonesia dalam kurun waktu 2015 hingga 2019 adalah 6,8. Angka tersebut lebih tinggi dari Malaysia yaitu 5,4, kemudian India (5), Filipina (4,1), dan Vietnam (3,7).
“Artinya, perekonomian kita lebih tidak efisien dari mereka. Perekonomian yang tidak efisien dan berbiaya tinggi, tentunya akan menghasilkan produk yang tidak kompetitif karena, di sisi harga mereka akan jauh lebih mahal dibandingkan dengan negara yang ICOR-nya lebih rendah,” jelas Nurul pada acara Inspiring Session Road to Indonesia Development Forum (IDF) secara virtual, Selasa (29/6/2021).
Oleh karena itu, Nurul mengatakan kawasan industri harus bisa menjadi lebih kompetitif untuk menurunkan indikator ICOR tersebut atau dengan kata lain menarik investasi yang lebih berkualitas.
“Apakah investasi yang lebih berkualitas itu? Yaitu investasi yang mendorong eskpor, membawa teknologi yang bisa diimplementasikan dan ditransfer ke dalam negeri, dan memerhatikan lingkungan sehingga bisa mendukung ekonomi hijau,” ujar Nurul.
Untuk mencapai hal tersebut, Nurul mengatakan peran sejumlah stakeholders diperlukan. Mulai dari kawasan industri, kementerian/lembaga maupun pemerintah daerah, pelaku usaha, universitas/akademisi, dan komunitas.