Bisnis.com, JAKARTA — PLN menyatakan sistem kelistrikan Khatulistiwa yang melayani Provinsi Kalimantan Barat, memiliki daya sekitar 634,2 megawatt (MW) hingga akhir Mei 2021 dan dengan beban puncak tertinggi sebesar 412,8 MW.
"Dengan reserve margin sebesar 221,4 MW, atau sekitar 35 persen dari daya mampu di sistem kelistrikan Khatulistiwa, PLN siap mendorong pertumbuhan ekonomi di Kalbar selama permintaan (demand) tetap ada," kata Direktur Bisnis Regional Sumatra dan Kalimantan PLN Muhammad Ikbal Nur, dikutip dari siaran pers, Selasa (29/6/2021).
Hal tersebut Ikbal sampaikan saat berkunjung ke beberapa industri di Kalimantan Barat pada Kamis (24/6/2021). Salah satunya ialah PT Charoen Pokphan, perusahaan pembibitan ayam ras terbesar di Kalbar, yang merupakan salah satu pelanggan premium PLN Kalbar yang dilayani dengan daya 1.110 kVA.
Selain mengunjungi PT Charoen Pokphand, Ikbal juga mendatangi perusahaan industri karet, PT Bintang Borneo Persada, dan smelter PT Quality Sukses Sejahtera, perusahaan pengolahan bauksit yang akan menjadi pelanggan PLN dengan daya 80 MVA. Perusahaan yang terletak di Kecamatan Tayan Kabupaten Sanggau ini direncanakan akan mulai beroperasi pada 2023.
Dalam kesempatan tersebut, Ikbal mengatakan bahwa dengan menggunakan listrik PLN maka para pelaku usaha dapat meningkatkan produktivitas usahanya dengan biaya produksi yang pastinya lebih efisien.
"Kami bukan penguasa listrik, tapi PLN menjamin orang-orang yang berusaha dan membutuhkan listrik berapa pun besarnya akan kami layani. Silakan para pelaku bisnis dan industri fokus menjalankan usahanya, biar kami yang urus listriknya," katanya.
Menurutnya, sistem kelistrikan di Kalimantan cukup andal. Cadangan listrik (reserve margin) yang dimiliki oleh PLN mampu mendorong pertumbuhan perekonomian masing-masing daerah.