Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom: Asia Perlu Kendalikan Covid-19 Sebelum Fed Naikkan Suku Bunga

Banyak ekonomi di Asia termasuk Jepang, Taiwan dan Malaysia dalam beberapa bulan terakhir mengalami lonjakan baru kasus Covid, yang memaksa pihak berwenang memberlakukan pengetatan sosial.
Gedung di Hong Kong
Gedung di Hong Kong

Bisnis.com, JAKARTA - Negara-negara Asia harus menjinakkan gelombang wabah virus corona saat ini untuk menyiapkan ekonomi mereka ketika Federal Reserve menaikkan suku bunga di masa depan.

Pejabat Fed pekan lalu mengindikasikan bahwa kenaikan suku bunga bisa terjadi segera setelah 2023, bergeser dari komentar sebelumnya pada Maret yang mengatakan bank sentral AS itu memperkirakan tidak akan ada kenaikan apa pun hingga setidaknya hingga 2024.

Suku bunga AS yang lebih tinggi akan memikat investor dari luar negeri, dan bank sentral di negara lain mungkin harus menaikkan suku bunga mereka sendiri untuk pertahanan. Menaikkan suku bunga dapat membantu negara-negara mencegah terlalu banyak modal meninggalkan ekonomi mereka. Namun, menaikkan suku bunga terlalu cepat meningkatkan risiko perlambatan ekonomi.

"Negara-negara Asia harus mengendalikan Covid sehingga begitu Federal Reserve mulai menaikkan suku bunga, ekonomi di sini berada dalam posisi yang baik dan dapat mengelola transisi juga," kata Steve Cochrane, kepala ekonom Asia-Pasifik di Moody's Analytics, dilansir CNBC International, Selasa (22/6/2021).

Cochrane memperkirakan bahwa bank sentral AS mungkin menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin sekali setiap kuartal mulai 2023. Apa yang disebut dot plot dari ekspektasi anggota Fed individu menunjuk ke dua kenaikan tahun itu.

Banyak ekonomi di Asia termasuk Jepang, Taiwan dan Malaysia dalam beberapa bulan terakhir mengalami lonjakan baru dalam kasus Covid, yang memaksa pihak berwenang untuk memberlakukan langkah-langkah jarak sosial yang lebih ketat. Gelombang infeksi baru datang ketika kemajuan vaksinasi di wilayah tersebut tertinggal dari AS dan Eropa.

Bank Dunia mengatakan dalam sebuah laporan bulan ini bahwa output ekonomi di dua pertiga negara-negara Asia Timur dan Pasifik akan tetap di bawah tingkat pra-pandemi hingga 2022. Faktor-faktor yang meredam potensi pertumbuhan ekonomi di negara-negara itu termasuk meluasnya wabah Covid dan jatuhnya ekonomi dan pariwisata global.

Menurut Cochrane, wabah Covid di seluruh wilayah menguatkan permintaan domestik dan menjaga inflasi tetap moderat.

Ekonom mengatakan beberapa negara Asia termasuk China, Korea Selatan dan Singapura sedang meningkatkan vaksinasi Covid.

“Itu terlihat bagus tetapi itu harus terus berlanjut,” katanya.

Namun negara-negara lain termasuk Thailand, Indonesia dan Filipina belum secara efektif mengendalikan wabah dan belum memiliki program vaksinasi yang kuat, tambah Cochrane.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper