Bisnis.com, BONTANG—Kantor Staf Presiden dan Direktorat Jenderal Industri Kimia Kementerian Perindustrian mendorong percepatan sekaligus meminimalisasi kendala rencana pengembangan dan revitalisasi industri PT Pupuk Kalimantan Timur.
Kedeputian 1 KSP Ahmad Agus Setiawan, mengungkapkan pihaknya memiliki tugas fungsi pengelolaan pengendalian program prioritas nasional, salah satunya pada sektor energi dan investasi. Hal ini mendasari tinjauan langsung rencana revitalisasi industri PKT, termasuk pembangunan pabrik NPK dan Soda Ash.
“Kami melakukan tinjauan langsung ke PKT terkait rencana pengembangan revitalisasi tersebut,” ujar Agus pada Rabu (16/6/2021).
Agus menambahkan menjelang berakhirnya Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) untuk Pabrik 1A, Pabrik 2, Pabrik 3 dan Pabrik 5 pada Desember 2021 perlu didukung skenario pasokan gas untuk menjaga kesinambungan operasional perusahaan.
“Salah satu fungsi KSP adalah de-bottlenecking, sehingga jika ada kondisi yang dirasa memberatkan atau sebagainya bisa dicarikan solusi,” tambah Agus.
Mewakili Dirjen Industri Kimia Kemenperin Tri Ligayanti, mendorong KSP untuk meningkatkan dukungan terhadap revitalisasi maupun pengembangan PKT, agar kelangsungan industri di Kaltim dapat berjalan dengan baik. Begitu pula terkait pasokan gas, diharap bisa terlaksana melalui skema pengadaan LNG dan regasifikasi, maupun kerjasama dengan pihak ketiga.
Sementara untuk pembangunan pabrik di Papua Barat, pihaknya juga telah berkoordinasi terkait izin prakarsa penyusunan instruksi ataupun peraturan presiden untuk dukungan pengembangan petrokimia, sehingga dapat mendekatkan pabrik dengan sumber bahan baku produksi.
“Untuk itu kami minta dukungan KSP agar percepatan pembangunan pabrik bisa dilaksanakan,” kata Tri Ligayanti.
SVP Pengembangan PKT Dormatua Siahaan berharap dukungan KSP dan Kemenperin untuk kegiatan revitalisasi industri maupun pengembangan yang dilakukan agar PKT terus meningkatkan kinerja dalam menjalankan amanah pemerintah untuk pemenuhan pupuk dalam mendukung ketahanan pangan nasional. “Salah satunya terkait kondisi pasokan gas, yang kami harap bisa terus didukung agar operasional perusahaan tetap berjalan secara optimal,” ucap Dormatua Siahaan.