Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Krisis Cip Bikin Harga Produk Elektronik Merangkak Naik

Kenaikan harga bahan baku kini terus menukik tajam karena dampak kelangkaan komponen cip atau semikonduktor akibat tingginya permintaan industri teknologi 5G dan kendaraan listrik.
Pengunjung melihat-lihat produk televisi yang dioajang di salah satu pusat perbelanjaan./Istimewa
Pengunjung melihat-lihat produk televisi yang dioajang di salah satu pusat perbelanjaan./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Industri elektronika menyebut tren kenaikan harga bahan baku secara global terus menekan harga produk jadi saat ini.

Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Elektronika (Gabel) Daniel Suhardiman mengatakan bahwa kenaikan harga bahan baku kini terus menukik tajam karena dampak kelangkaan komponen cip atau semikonduktor akibat tingginya permintaan industri teknologi 5G dan kendaraan listrik.

"Namun, sampai saat ini belum mengurangi kapasitas produksi elektronika. Kenaikan harga produk jadi berkisar 2—5 persen meskipun jika dilihat dari kenaikan harga bahan baku lebih dari itu," katanya kepada Bisnis, Jumat (18/6/2021).

Daniel menyebut dengan kondisi di atas, pertumbuhan industri elektronik diproyeksi belum tumbuh secara signifikan.

Sebelumnya, Ketua Umum Gabel Oki Widjaya mengatakan tahun lalu secara keseluruhan kinerja industri elektronika dan alat-alat rumah tangga turun kurang lebih 40 persen dibandingkan 2019.

Menurutnya, industri sudah mengalami kesulitan bahkan sejak awal tahun sebelum kasus pertama Covid-19 diumumkan di Indonesia. Kala itu, ketika pandemi bermula di China, industri sudah merasakan dampak kelangkaan pasokan komponen bahan baku.

Oki menyebut untuk industri elektronika dan alat-alat rumah tangga yang ada saat ini Gabel mencatat adanya kelebihan kapasitas, karena hanya 60 persen dari kapasitas terpasang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pasar saat ini.

"Saat ini banyak pelaku industri elektronika sedang melakukan reengineering untuk dapat mendiversifikasi produk-produk yang dihasilkan, misalnya, ke produk otomotif," katanya.

Alhasil, industri elektronika diproyeksi belum akan sepenuhnya menjanjikan arah lebih cerah dibandingkan dengan tahun lalu awal pandemi Covid-19. Pasalnya, ketidakmandirian industri ini dalam mengakses kebutuhan bahan baku masih menjadi persoalan utama saat ini.

Untuk TV, misalnya, produsen masih harus mendatangkan bahan baku berkisar antara 60—80 persen dari nilai komponen yang dibutuhkan, lalu untuk lemari es, AC dan mesin cuci, sekitar 40—50 persen dari nilai komponen masih diimpor dari China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ipak Ayu
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper