Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja ekspor dan impor Indonesia pada Mei 2021 diprediksi mengalami pertumbuhan yang signifikan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Bahkan, Impor Indonesia diprediksi bakal melojak hingga 99 persen.
Kepala Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardhana memperkirakan kinerja ekspor akan tumbuh sebesar 64,5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Mei 2021. Prediksi tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan April 2021 sebesar 51,9 persen yoy.
Peningkatan tersebut didorong oleh naiknya permintaan global dan efek dari basis yang rendah (low based effect) pada periode Mei tahun lalu, di mana kinerja ekspor mengalami kontraksi sebesar -29 persen (yoy).
“Permintaan yang tinggi masih berasal dari Amerika Serikat dan China sejalan dengan PMI manufaktur yang meningkat tinggi di kedua negara tersebut,” katanya kepada Bisnis, Senin (14/6/2021).
Wisnu menambahkan, kinerja ekspor yang semakin membaik juga dipicu oleh peningkatan harga komoditas ekspor pada Mei 2021, meski terjadi sedikit koreksi pada harga crude palm oil (CPO).
Di sisi lain, kinerja impor diprediksi tumbuh jauh lebih tinggi, mencapai 99,6 persen (yoy). naik signifikan jika dibandingkan dengan April 2021 sebesar 29,9 persen yoy.
“Pada impor, PMI domestik mencatat rekor baru, menunjukkam aktivitas manufaktur sudah lebih ekspansif, sehingga kami perkirakan impor bahan baku juga meningkat,” jelasnya.
Peningkatan impor tersebut juga sejalan dengan naiknya inflasi inti pada Mei 2021, yang didorong oleh peningkatan konsumsi saat momentum Ramadan dan Idulfitri.
“Kami perkirakan impor tumbuh 99,6 persen (yoy) pada Mei 2021, dipicu oleh low based effect pada periode yang sama tahun lalu yang mana terjadi kontraksi 42 persen yoy,” jelasnya.
Dengan demikian, Wisnu memperkirakan neraca perdagangan Indonesia akan pada Mei 2021 akan mengalami surplus sebesar US$353 juta atau menipis dari bulan lalu yang tercatat mencapai US$2,19 miliar.
Adapun, konsensus Bloomberg memperkirakan surplus neraca dagang pada Mei 2021 secara rata-rata akan mencapai US$2,48 miliar, dengan estimasi atas sebesar US$4,1 miliar estimasi bawah sebesar US$353 juta.