Bisnis.com, JAKARTA - Makin maraknya produk elektronik impor, terutama dari China dengan harga miring, ternyata tak membuat produsen PT Hartono Istana Teknologi (Polytron) gentar. Pasalnya, mereka sudah menyiapkan strategi bertahan.
Direktur Marketing Polytron Tekno Wibowo mengungkapkan pihaknya tak begitu khawatir dengan serbuan produk elektronik impor berharga murah yang kebanyakan datang dari Negeri Tirai Bambu karena pada dasarnya harga bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan kesuksesan penjualan dari suatu produk elektronik.
“Sebenarnya produk impor ini kan sudah lama jadi tak menjadi masalah bagi kami. Karena yang penting bagi kami adalah bagaimana menciptakan produk berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan konsumen. Karena tentunya konsumen di setiap negara itu punya perbedaan kebutuhan dan selera terhadap suatu produk,” katanya.
Salah satu contoh adalah produk audio Polytron yang selama puluhan tahun memberikan kontribusi pendapatan cukup besar dibandingkan dengan produk lainnya. Hal tersebut tidak terlepas dari upaya Polytron menciptakan perangkat yang mampu menghasilkan suara sesuai selera konsumen Indonesia.
“Contoh untuk produk soundsystem yang jadi unggulan kita. Kita riset untuk mengupayakan suara yang sesuai selera masyarakat kita, biasanya suka yang bass-nya mantap, treble disesuaikan. Cocok untuk menyetel lagu dangdut. Itu yang jadi keunggulan kita sebagai pabrikan lokal,” tuturnya.
Keberhasilan Polytron juga tak terlepas dari inovasi yang ditawarkan di setiap produknya. Beberapa inovasi yang ditawarkan oleh anak usaha Djarum Group itu bahkan belum pernah ditemui di produk-produk serupa dari produsen lainnya.
Baca Juga
Salah satunya adalah televisi LED (light emitting diode) dengan kemampuan audio mendekati perangkat home theatre. Hadirnya televisi tersebut tak lepas dari keluhan konsumen Indonesia terhadap kualitas audio televisi LED yang tak sebaik televisi tabung.
“Kami menggabungkan soundbar dengan televisi LED. Sekarang kan televisi berlomba-lomba setipis mungkin, kualitas audionya jadi kurang bagus. Nah, di situ kami hadir mengambil jalan tengahnya,” ungkapnya.
Dukungan pemerintah terhadap produk elektronik lokal juga dinilai sudah cukup baik dengan adanya gerakan Bangga Buatan Indonesia. Hanya saja, menurutnya, efektifitasnya masih jauh panggang dari api lantaran tak sepenuhnya dijalankan oleh perangkat pemerintahan, khususnya di daerah.
“Presiden sudah menggaungkan gerakan itu, tentunya sudah ada arahnya kesana. Tetapi implementasinya belum sepenuhnya karena masih banyak orang, tak terkecuali yang ada di pemerintahan masih percaya bahwa produk impor pasti lebih bagus dari produk lokal. Padahal tidak begitu, kami juga ekspor kok ke banyak Filipina, Thailand, India, dan lainnya,” pungkasnya.