Bisnis.com, JAKARTA — PT Brantas Abipraya (Persero) akan membangun bendungan tertinggi di dalam negeri, yakni Bendungan Bener. Selain itu, bendungan tersebut akan menjadi bendungan tertinggi kedua di Asia Tenggara.
Bendungan yang berlokasi di Jawa Tengah tersebut akan menelan investasi lebih dari Rp2 triliun. Brantas Abipraya telah memenangkan Paket-1 konstruksi tersebut dan pengerjaanya telah mencapai level 10,26 persen pada awal Mei 2021.
"Bendungan ini akan menjadi yang tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 159 meter, panjang timbunan 543 meter, dan lebar bawah sekitar 290 meter. Kami fokuskan [konstruksi] pada tahap pembuatan akses jalan, terowongan, dan main dam," kata Direktur Operasi 1 Brantas Abipraya Catur Prabowo melalui keterangan resmi, Kamis (10/6/2021).
Bendungan Bener akan berpotensi mengairi lahan pertanian seluas 15.069 Ha. Selain itu, bendungan tersebut juga didesain mampu mengurangi debit banjir sebesar 210 meter kubik per detik.
Di samping itu, Bendungan Bener dapat menyediakan air baku untuk keperluan rumah tangga, perkotaan, dan industri mencapai 1.500 liter per detik. Air baku tersebut direncanakan akan dialirkan ke 10 kecamatan di Kabupaten Purworejo, 3 kecamatan di Kabupaten Kebumen dan 2 kecamatan di Kabupaten Kulonprogo.
Bendungan bener direncanakan memiliki dua fungsi lainnya, yakni mengurangi debit banjir sebesar 210 liter per detik (lpd) dan menghasilkan energi sekitar 6 megawatt.
Bendungan Bener diestimasikan menelan investasi sekitar Rp2,06 triliun. Adapun, bendungan tersebut dibangun oleh tiga entitas, yakni PT Brantas Abipraya (Persero), PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk., dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk.
Bendungan Bener dijadwalkan rampung pada 2023 bersama 13 unit bendungan lainnya. Namun demikian, proses konstruksi bendungan tersebut kini menghadapi tantangan.
Saat ini, konstruksi bendungan tersebut dilaporkan tertahan karena masalah pembebasan lahan. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan saat ini setidaknya ada tiga bendungan yang mengalami permasalahan pembebasan tanah, yakni Bendungan Bener, Bendungan Bagong, dan Bendungan Bulango Ulu.