Bisnis.com, JAKARTA - PT Brantas Abipraya (Persero) mencatat rata-rata perkembangan fisik proyek pembangunan 11 bendungan yang dilakukan perseroan telah menembus level 60 persen.
Adapun, perkembangan konstruksi empat bendungan besutan Brantas Abipraya saat ini telah menembus level 90 persen.
Keempat proyek bendungan tersebut adalah Bendungan Keureuto (97,61 persen), Bendungan Cipanas Paket 2 (90,52 persen), Bendungan Ciawi (90,76 persen), dan Bendungan Ciawi Lanjutan). Perseroan menargetkan dapat merampungkan konstruksi Bendungan Ciawi yang dimulai sejak 2016 bisa rampung pada tahun ini.
"Brantas Abipraya akan selalu berkomitmen untuk memajukan Indonesia, khususnya berfokus dalam pembangunan infrastruktur negeri. Selaras dengan hal tersebut, kami akan berusaha berpartisipasi penuh mengikuti tender proyek dari Kementerian PUPR," kata Sekretaris Perusahaan Brantas Abipraya Miftakhul Anas kepada Bisnis, Jumat (4/6/2021).
Selain proyek Bendungan Ciawi, Miftakhul menjelaskan secara total perusahaan menargetkan untuk menyelesaikan 4 proyek konstruksi bendungan pada tahun ini. Ketiga proyek bendungan lainnya adalah Bendungan Tukul Lanjutan (83,34 persen), Bendungan Beringin Sila (43,94 persen), dan Bendungan Bintang Bano (50,74 persen).
Sementara itu, progres fisik terendah dari daftar proyek konstruksi bendungan perseroan adalah Bendungan Sepaku Semoi di level 6,13 persen. Seperti diketahui, Bendungan Sepaku Semoi terletak di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur dan mulai dikerjakan pada 2020.
Baca Juga
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akan menyelesaikan 13 bendungan pada tahun ini. Adapun, sebagian besar bendungan tersebut akan mulai diisi pada semester II/2021.
Direktur Bendungan dan Danau Kementerian PUPR Airlangga Mardjono sebelumnya mengatakan konstruksi sebagian bendungan yang akan rampung tersebut dimulai sejak 2015. Dia optimistis target penyelesaian konstruksi bendungan tersebut dapat tercapai lantaran usia proses konstruksi ke-13 bendungan tersebut sudah mendekati penyelesaian akhir.
"Di awal-awal, kami menyelesaikan kendala-kendala teknis maupun administratif di lapangan, dan itu sudah berjalan bagus. Sekarang ini, kami targetkan untuk itu bisa selesai diisi pada tahun ini," ucapnya
Ketiga belas bendungan yang dijadwalkan rampung pada tahun ini adalah Bendungan Paselloreng, Ladongi, Margatiga, Pidekso, Tugu, Ciawi, Sukamahi, Bintang Bano, Bendo, Gonseng, Way Sekampung, Karalloe, dan Kuningan.
Secara total, pemerintah sedang membangun 44 bendungan yang terdiri atas 43 bendungan on-going dan 1 bendungan baru. Angka tersebut lebih rendah dari yang dicanangkan pada awal 2021, yakni sebanyak 48 bendungan yang terdiri atas 43 bendungan on-going dan 5 bendungan baru.
Lima bendungan baru yang seharusnya dibangun tahun ini adalah Bendungan Mbay, Cibeet, Cijurei, Batu Lepek, dan Jenelata. Adapun, pendanaan bendungan yang berasal dari rupiah murni adalah Bendungan Mbay, Cibeet, Cijurei, dan Batu Lepek, sedangkan pendanaan konstruksi Bendungan Jenelata berasal dari pinjaman luar negeri.
Belum lama ini, Direktur Jenderal Sumber Daya Air Jarot Widyoko optimistis pihaknya dapat mencapai target pembangunan bendungan sebanyak 75 unit dengan total kapasitas 6,5 miliar meter kubik hingga 2024. Adapun, saat ini total bendungan di dalam negeri baru mencapai sekitar 18 unit dengan total kapasitas 1,18 miliar meter kubik.