Bisnis.com, JAKARTA — Generasi milenial kekinian dinilai mulai melek investasi terutama di bidang properti. Hal itu disebut-sebut sebagai imbas dari pandemi Covid-19 dengan adanya pembatasan mobilitas dan kegiatan berkumpul.
Menurut Andreas Raditya, General Manager Marketing Ciputra Group, hal itu sedikit banyak telah mengubah perilaku kaum milenial meski belum 100 persen meninggalkan budaya lama mereka yang senang menongkrong di kafe, belanja online, dan lain sebagainya.
“Sebagian dari mereka mulai sadar akan pentingnya investasi khususnya properti yang akan menunjang kehidupannya pada masa depan,” katanya melalui siaran pers, Rabu (9/6/2021).
Kalau dulu generasi milenial digambarkan hanya sedikit yang tertarik berinvestasi properti, sekarang mereka malah cukup antusias bermain di properti.
Hal ini, kata Raditya, tampak dari profil pembeli menara pertama apartemen Citra Landmark, Jakarta, yakni 40 persen pembelinya adalah usia milenial (di bawah 39 tahun). “Dari 40 persen milenial yang beli unit tower pertama Citra Landmark itu, sebanyak 77 persen memilih tipe studio, 20 persen two bedroom, 3 persen adalah tipe di atasnya.”
Sementara itu, dari sisi geografis, lanjut Raditya, 80 persen pembeli milenial di Citra Landmark berasal dari Jakarta Timur dan Jakarta Selatan, sedangkan dari luar Jakarta (Bogor, Depok, Bekasi, dan seputar Cibubur) cukup tinggi, yaitu 17 persen, dan 3 persen di luar wilayah itu.
Baca Juga
“Hal yang cukup mengejutkan dari data pembeli kami, wanita dan laki-laki itu 50:50, ini jarang terjadi, biasanya laki-laki yang lebih dominan. Dan sekitar 67 persen mereka menggunakan KPA [kredit pemilikan apartemen],” tuturnya.
Intinya, tegas Raditya, milenial saat ini sudah melek investasi properti. Dengan kemampuan (pendapatan) Rp10 jutaan, cicilan hanya Rp3 jutaan per bulan, ternyata itu cukup diminati kaum milenial.
Raditya mengatakan, setidaknya ada lima prioritas utama kaum milenial dalam memilih investasi properti.
Pertama, harganya harus terjangkau oleh kantong mereka yang umumnya bergaji Rp10 juta hingga Rp15 juta sehingga kisaran harga properti haruslah berkisar Rp400 juta sampai Rp500 juta.
Kedua, kemudahan cara pembayaran. Hal ini terkait dengan ketersediaan dukungan fasilitas KPR (kredit pemilikan rumah)/KPA yang mudah, praktis, dan suku bunga rendah.
Ketiga, lokasinya strategis dekat dengan tempat kerja dan pusat bisnis, agar mereka tidak kehilangan banyak waktu di perjalanan dan masih punya kesempatan bersosialisasi.
Keempat, kedekatan dengan akses transportasi publik, dengan begitu mereka dapat menghemat waktu, biaya, dan tenaga.
Kelima, reputasi pengembang.
“Kelima preferensi itu ada di Citra Landmark. Kelihatannya proyek kami ini cukup berhasil menarik minat milenial. Mayoritas memilih studio sesuai kemampuannya dan mereka percaya, dibanding yang lain, investasi properti khususnya apartemen lebih menguntungkan,” ujar Raditya.
Citra Landmark dikembangkan Ciputra Group bersama dengan Trisula Corporation dan Asia Green Real Estate sebagai mitra usaha patungan.
Kawasan hunian ini berlokasi di Ciracas, Jakarta Timur, dan memiliki akses langsung ke jalan tol dan dekat dengan light rail transit (LRT), ditawarkan dengan harga mulai Rp300 jutaan.
Di dalam kawasan Citra Landmark seluas 7 hektare dibangun 11 menara apartemen yang sesuai untuk kalangan milenial yang produktif dengan aktivitasnya maupun bagi milenial yang baru saja memulai keluarga barunya dan di dalamnya terdapat berbagai macam fasilitas penunjang.