Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu mengatakan bahwa pemerintah memiliki beberapa kebijakan penerimaan dari sektor minyak dan gas 2022, salah satunya dengan mengenjot lifting.
Ada beberapa cara yang dilakukan untuk meningkatkan lifting migas, yaitu penyederhanaan dan kemudahan perizinan untuk meningkatkan investasi hulu migas melalui peningkatan serta perluasan pebijakan pelayanan satu pintu.
“Lalu mempercepat chemical enhanced oil recovery atau EOR dan melakukan eksploitasi untuk penemuan cadangan besar,” katanya saat rapat dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Kompleks Parlemen, Rabu (9/6/2021).
Febrio menjelaskan bahwa saat ini tren lifting migas mengalami penurunan sejak 2010 hingga 2020. Penyebabnya karena masih banyak mengandalkan sumur-sumur tua yang mengalami penurunan ilmiah.
Sementara itu, penurunan lifting migas juga disebabkan oleh penyerapan pembeli akhir yang rendah.
“Penurunan lifting migas 2020 juga dipengaruhi oleh dampak pandemi Covid-19,” jelasnya.
Baca Juga
Febrio menuturkan bahwa pemerintah juga memiliki kebijakan lain penerimaan migas 2022. Semuanya yaitu mendorong pelaksanaan kontrak bagi hasil dan pengendalian biaya operasional kegiatan usaha hulu migas.
Kemudian, menyempurnakan regulasi baik berupa peraturan maupun kontrak perjanjian. Kemudian meningkatkan monitoring dan evaluasi, pengawasan, dan transparansi pemanfaatan serta penggalian potensi melalui pemanfaatan teknologi.
“Terakhir dengan menerapkan kebijakan penetapan harga gas bumi tertentu,” ucapnya.