Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menteri ESDM Beberkan Penyebab Kinerja Lifting Migas Terus Merosot

Sepanjang Januari 2021—20 Mei 2021, Kementerian ESDM mencatat realisasi lifting migas dalam negeri telah mencapai 1.59 juta barel minyak ekuivalen per hari.
Setelah selesai tahap pabrikasi yang dilakukan oleh kontraktor EPCI PT Meindo Elang Indah di Handil-1 Fabrication Yard, pada 15 Juli 2020 Anjungan KLD diberangkatkan menuju lepas Pantai Utara, Jawa Barat. Istimewa/SKK Migas
Setelah selesai tahap pabrikasi yang dilakukan oleh kontraktor EPCI PT Meindo Elang Indah di Handil-1 Fabrication Yard, pada 15 Juli 2020 Anjungan KLD diberangkatkan menuju lepas Pantai Utara, Jawa Barat. Istimewa/SKK Migas

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif mengungkapkan penyebab utama merosotnya kinerja produksi hulu minyak dan gas bumi dalam negeri dalam beberapa tahun terakhir.

Dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR pada Rabu (2/6/2021), Arifin mengatakan bahwa dalam 2 tahun terakhir permintaan energi fosil itu mengalami penurunan sehingga kontraktor kontrak kerja sama banyak yang mempertimbangkan untuk melanjutkan program peningkatan.

"Lima belas KKKS [kontraktor kontrak kerja sama] besar ini umumnya di bawah rata-rata dari target," ujar Arifin.

Penyebab lain adalah menurunnya produksi dalam negeri adalah kondisi banyaknya sumur migas yang saat ini sudah berusia tua sehingga membuat kinerja pengeboran minyak mengalami penurunan.

Pada beberapa sumur, lanjut Arifin, kandungan air yang keluar dari proses pengeboran lebih banyak dibandingkan jumlah minyak yang dihasilkan. Kondisi yang disebut water cut tersebut telah banyak dialami KKKS.

Dengan kondisi itu, banyak KKKS yang meninggalkan sumur-sumur tersebut karena sudah tidak lagi mencapai nilai keekonomiannya.

"Yang harus kita perhatikan juga dari tahun ke tahun memang kondisinya agak menurun karena sumur kita yang sudah menurun produktivitasnya dan beberapa sumur akan berkurang apabila indikasi water cut. Inilah yang menyebabkan sumur tua ditinggalkan KKKS sebelumnya karena lebih banyak produksi air dibandingkan dengan minyak," jelasnya.

Sepanjang Januari 202120 Mei 2021, Kementerian ESDM mencatat realisasi lifting migas dalam negeri telah mencapai 1.59 juta barel minyak ekuivalen per hari (boepd). Jumlah itu lebih rendah dibandingkan dengan target APBN 1.71 juta boepd dan proyeksi pada tahun ini 1.66 juta boepd.

Adapun, perinciannya adalah realisasi lifting minyak hingga Mei 2021 adalah sebesar 630.000 bopd (barel per hari), sedangkan lifting gas bumi 1.000 MMscfd.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper