Bisnis.com, JAKARTA — Target pemerintah untuk mencapai produksi minyak mentah 1 juta barel per hari dan gas bumi 12 miliar kaki kubik per hari pada 2030 memerlukan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan.
Presiden Indonesian Petroleum Association (IPA) Gary Selbie mengatakan bahwa perbaikan kebijakan yang dilakukan Kementerian ESDM perlu adanya dukungan kebijakan dari pemangku kepentingan di sektor lainnya.
“Kerja sama di antara seluruh pemangku kepentingan merupakan salah satu prioritas IPA pada tahun 2021 ini. Kementerian Keuangan merupakan salah satu stakeholder yang penting di industri hulu migas, selain Kementerian ESDM,” katanya seperti dikutip melalui keterangan resminya, Kamis (3/6/2021).
Dia menambahkan, penghargaan terhadap kesucian kontrak, kepastian peraturan, dan fasilitas fiskal yang menarik merupakan tiga hal yang paling penting untuk dapat menarik minat investor migas dalam menanamkan investasinya di Indonesia. Pasalnya, masih besarnya cadangan migas di Indonesia yang belum dieksplorasi dan produksi.
Saat ini, IPA telah dilibatkan dalam banyak diskusi dengan Kementerian ESDM untuk menghasilkan kebijakan yang lebih dapat menarik investasi pada industri hulu migas nasional.
“Namun, kebijakan yang diterbitkan tersebut perlu mendapat respons yang positif dari pemangku kepentingan lainnya karena aktivitas hulu migas sangat terkait dengan kementerian atau lembaga lainnya, baik di tingkat nasional maupun daerah,” ungkapnya.
Berdasarkan data terbaru yang dikeluarkan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), produksi rata-rata per hari migas nasional pada kuartal I/2021 tercatat sebanyak 679.500 barel minyak per hari (bopd) dan 5.539 MMscfd gas bumi. Angka itu sekitar 97,3 persen dari target produksi tahun 2021 yang sebesar 705.000 bopd untuk minyak bumi dan 5.638 MMscfd untuk gas bumi.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan dengan adanya tren harga minyak dunia yang membaik pada tahun ini diharapkan dapat mendorong tingkat investasi industri hulu migas.
"Tren investasi juga sudah mulai kelihatan membaik, setelah pada 2020 karena pandemi, investasi hulu migas di dunia menurun 30 persen, dan sekarang ini sudah mulai membaik," katanya.