Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perindustrian menilai industri pengolahan kayu di Tanah Air terus menunjukkan pertumbuhan, bahkan setelah mengalami kontraksi pada 2020, industri ini sudah memperlihatkan kinerja positif kembali di level 8,04 persen pada kuartal I/2021.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan bahwa produktivitas industri pengolahan kayu dalam negeri terus meningkat menandakan meningkatnya permintaan pada sektor tersebut. Hal ini berpeluang meningkatkan minat investasi di sektor tersebut.
"Suatu kebanggaan bagi saya berada di antara rekan-rekan pelaku industri yang terus bergerak menciptakan peluang pasar baru dan membangun kemandirian ekonomi melalui investasi baru," katanya melalui siaran pers, Rabu (26/5/2021).
Menurut Agus, selama ini perkembangan permintaan global produk industri furnitur dan woodworking secara keseluruhan sangat menjanjikan, baik itu di dalam negeri maupun untuk ekspor.
Ekspor produk furnitur (HS 9401-9403) pada 2020 mengalami peningkatan dengan nilai US$1,91 miliar atau meningkat 7,6 persen dari 2019 yaitu senilai US$1,77 miliar.
Dari jumlah tersebut, Indonesia berada di deretan eksportir produk-produk funitur besar seperti China, Jerman, Polandia, Italia, dan Vietnam.
Negara-negara tujuan ekspor terbesar furnitur Indonesia pada 2020 adalah AS, Jepang, Belanda, Belgia, dan Jerman.
Pada ekspor produk woodworking, khususnya pintu (HS 4418.20), pada 2019 Indonesia juga masih berada pada deretan eksportir terbesar pintu dunia seperti China, Kanada, Polandia, Brasil, Jerman.
"Pada tahun lalu Indonesia berada di urutan enam besar pengekspor pintu dengan negara tujuan ekspor Inggris, Amerika Serikat, Belanda, Australia, dan Afrika Selatan," ujarnya.