Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua tahun ini akan mencapai kisaran 7,1 hingga 8,3 persen.
Selain disebabkan oleh basis yang rendah pada kuartal kedua tahun 2020, Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan pertumbuhan pada kuartal II/2021 juga didorong oleh peningkatan konsumsi masyarakat yang bertepatan dengan momentum Ramadan dan Idulfitri.
“Sumbangannya konsumsi masyarakat masih akan meningkat terutama karena momentum bulan puasa dan Lebaran,” katanya dalam konferensi pers APBN Kita, Selasa (25/5/2021).
Sri Mulyani menjelaskan peningkatan konsumsi tersebut tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang pada April 2021 telah memasuki zona optimis, yaitu sebesar 101,5.
“Juga terjadi peningkatan aktivitas yang konsisten sampai dengan 14 Mei, tapi dengan catatan Covid-19 bisa dikendalikan,” jelasnya.
Indikator lainnya adalah indeks penjualan ritel yang juga meningkat secara positif, serta peningkatan dari mobilitas masyarakat selama 3 bulan terakhir.
Perbaikan terutama terjadi pada kelompok barang makanan dan minuman. Kelompok barang sandang juga mengalami pertumbuhan yang signifikan saat menjelang Idulfitri.
Selain itu, konsumsi listrik pada April 2021 juga mulai meningkat positif, kecuali konsumsi listrik pada rumah tangga. Hal ini menunjukkan masyarakat mulai keluar dan bekerja di luar rumah.
Tren penjualan mobil pun mengalami peningkatan sebesar 227 persen pada April 2021. Hal ini mengindikasikan tingginya animo masyarakat terhadap fasilitas pajak penjualan barang mewah (PPnBM).
Tingkat produksi mobil juga tercatat tinggi pada April 2021 yang tumbuh sebesar 322 persen secara tahunan, menunjukkan optimisme industri otomotif dalam mengantisipasi tingginya permintaan kendaraan selama 2021.
Sri Mulyani menambahkan di samping konsumsi domestik, investasi juga akan melonjak yang didukung oleh ekspansi dunia usaha dan kelanjutan proyek infrastruktur pemerintah.