Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tambang Nikel di Morowali, Vale (INCO) Akan Investasi Rp28 Triliun

Saat ini wilayah konsesi perseroan di Sulteng mencakup area kontrak karya seluas 22.699 hektare di Blok 2 dan Blok 3 Deda Bahodopi.
Pekerja mengeluarkan biji nikel dari tanur dalam proses furnace di smelter PT. Vale Indonesia di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Sabtu (30/3/2019)./ANTARA-Basri Marzuki
Pekerja mengeluarkan biji nikel dari tanur dalam proses furnace di smelter PT. Vale Indonesia di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Sabtu (30/3/2019)./ANTARA-Basri Marzuki

Bisnis.com, PALU — PT Vale Indonesia Tbk. bekerja sama dengan mitra dari China akan berinvestasi senilai US$1,94 miliar atau setara dengan hampir Rp28 triliun di Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah pada proyek penambangan dan pengolahan bijih nikel.

CEO PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) Febriany Eddy menyatakan bahwa perusahaan berinvestasi pada proyek penambangan dan pengolahan bijih nikel yang terletak di Desa Bahodopi tersebut karena dinamika bisnis nikel di Indonesia yang kian maju sangat pesat dalam delapan tahun terakhir.

"Hal tersebut membuat PT Vale semakin mantap mengambil posisi dalam peta industri nikel Tanah Air sebagai operator nikel yang mengedepankan praktik-praktik penambangan berkelanjutan," katanya saat berdialog dengan Gubernur Sulteng Longki Djanggola, di ruang kerja Gubernur Sulteng, Senin (24/5/2021).

Dia menjelaskan saat ini wilayah konsesi perseroan di Sulteng mencakup area kontrak karya seluas 22.699 hektare di Blok 2 dan Blok 3 Deda Bahodopi.

"Proyek pengembangan kami di blok tersebut terdiri atas dua bagian utama, yaitu tambang dan pabrik atau yang biasa kita sebut smelter," ujarnya.

Kegiatan penambangan, lanjutnya, akan dioperasikan dengan nilai investasi pembukaan tambang sebesar US$140 juta. 

Sementara itu, untuk kegiatan pengolahan bijih nikel, pihaknya berencana membangun smelter dengan nilai investasi sebesar US$1,8 miliar.

"Untuk pembangunan smelter, PT Vale Indonesia telah mendirikan badan usaha baru, yaitu PT Bahodopi Nickel Smelting Indonesia yang saat ini telah memperoleh izin usaha industri. Pabrik ini rencananya dibangun dan dioperasikan bersama mitra kami dari Tiongkok," ujarnya pula.

Febriany menyebut bahwa proyek Bahodopi telah diajukan sebagai bagian dari proyek strategis nasional untuk tahun 2021. Kegiatan penambangan PT Vale di Blok Bahodopi akan menyerap sekitar 900 tenaga kerja.

"Sementara untuk kegiatan di smelter, kami memperkirakan kebutuhan tenaga kerja mencapai 11.400 orang pada periode konstruksi, dan sekitar 3.700 orang ketika smelter sudah beroperasi," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Zufrizal
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper