Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos Pertamina Geothermal Energy Bicara Soal Rencana IPO

Rencananya, IPO akan digelar oleh holding BUMN yang bergerak di sektor panas bumi yang terdiri atas Pertamina Geothermal Energy  dan PT PLN Gas & Geothermal, PT Geo Dipa Energi (Persero).
Pengecekan rutin pembangkit listrik tenaga panas bumi milik PT. Pertamina Geothermal Energy/JIBI-Nurul Hidayat
Pengecekan rutin pembangkit listrik tenaga panas bumi milik PT. Pertamina Geothermal Energy/JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Utama Ahmad Yuniarto PT Pertamina Geothermal Energy mengungkapkan rencana anak usaha PT Pertamina (Persero) dalam menggelar penawaran umum perdana saham atau initial public offering.

Ahmad menuturkan proses pelepasan sahamnya ke publik itu tengah diproses oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara. Target-target rencana itu pun disebut telah ditetapkan oleh kementerian yang mengurusi perusahaan-perusahaan pelat merah tersebut.

"Berproses dan sudah bisa diikuti dari penjelasan pak wamen 1 BUMN bahwa dari Kementerian BUMN sudah tetapkan timeline, target, kita berproses mengikuti target yang sudah ditetapkan Kementerian BUMN," katanya dalam webinar yang digelar pada Jumat (21/5/2021).

Rencananya, IPO akan digelar oleh holding BUMN yang bergerak di sektor panas bumi yang terdiri atas Pertamina Geothermal Energy  dan PT PLN Gas & Geothermal, PT Geo Dipa Energi (Persero).

Seperti dikutip dari Bloomberg, rencana penawaran umum perdana saham holding BUMN panas bumi itu disebut mencapai US$500 juta atau sekitar Rp7 triliun jika mengacu pada kurs Rp14.000. Adapun, rencana IPO itu guna memuluskan rencana sebagai perusahaan panas bumi terbesar di dunia.

Kementerian BUMN tengah menyelesaikan penggabungan tiga perusahaan untuk menjadi satu dalam holding panas bumi. Ketiga perusahaan itu adalah PT Pertamina Geothermal Energy, PT PLN Gas dan Geothermal, dan PT Geo Dipa Energy (Persero).

Sumber Bloomberg menyebutkan bahwa ketiga perusahaan itu sedang menyelesaikan urusan dengan konsultan untuk menyelesaikan kerja sama dalam waktu tiga bulan. Potensi penjualan saham perdana dari entitas hasil merger bisa dilakukan di Jakarta paling cepat akhir tahun ini.

Nantinya, holding itu akan mengoperasikan kapasitas pembangkit 1.022,5 megawatt, terhitung hampir setengah dari pemanfaatan energi terbarukan yang dimiliki Indonesia. Pada 2019, Indonesia memiliki 2,1 gigawatt kapasitas terpasang panas bumi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper