Bisnis.com, JAKARTA — PT Waskita Karya (Persero) Tbk. akan meningkatkan kontribusi proyek infrastruktur sumber daya air dalam portofolio perseroan pada tahun ini. Strategi tersebut diterapkan setelah perseroan ditunjuk sebagai spesialis infrastruktur sumber daya air (SDA) oleh Kementerian BUMN.
Walakin, proyek SDA yang dimaksud Waskita Karya (WSKT) tidak termasuk proyek bendungan, seperti irigasi, sistem penyediaan air minum, sistem drainase, dan saluran perpipaan.
Adapun, kontribusi proyek infrastruktur SDA dalam portofolio Waskita Karya saat ini baru mencapai sekitar 15—20 persen.
"Kami maunya di atas 50 persen [kontribusinya ke portofolio], tapi ada tidak proyeknya? Kami bukan create proyek, ini mana tendernya?" kata SVP Corporate Secretary Waskita Karya Ratna Ningrum kepada Bisnis, Kamis (20/5/2021).
Ratna menilai potensi perseroan untuk meningkatkan portofolio proyek infrastruktur SDA cukup besar. Namun, lanjutnya, Waskita Karya akan selektif dalam melakukan investasi pada proyek infrastruktur SDA.
Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akan melelang enam proyek SPAM dengan skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) hingga 2024.
Ketika menanggapi hal tersebut, Ratna menyatakan bahwa perseroan kemungkinan tidak akan menjadi peserta lelang di semua proyek tersebut.
"Saat ini penugasannya sebagai champion [infrastruktur SDA]. Jadi, mau tidak mau mengikuti proses itu. Namun, sekarang yang mana [akan diikuti lelang infrastuktur SDA], itu lihat nanti," ucapnya.
Kasubdit Perencanaan Teknis SPAM Kementerian PUPR Dades Prinandes mengatakan bahwa sekitar 12 SPAM baru akan dibangun dengan skema KPBU. Namun, Dades belum dapat memastikan SPAM mana yang akan dilelang dalam waktu dekat.
"Ada 12 [SPAM] yang sudah masuk dalam data usulan KPBU. [SPAM] yang berjalan menuju final business case baru 6 unit," katanya.
Berdasarkan catatan Bisnis, pemerintah akan membangun 75 bendungan baru selama 2014–2024 dengan kapasitas air baku mencapai 88,31 liter per detik.
Adapun, pemerintah hanya akan memanfaatkan 31 bendungan sebagai sumber SPAM baru pada periode tersebut.