Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Duh, Pemulihan Ekonomi Indonesia Berisiko Tertahan

Risiko kenaikan kasus Covid-19 yang masih berpotensi terjadi dapat menunda pemulihan ekonomi sesuai target. Risiko lonjakan kasus juga dapat membuat pemerintah menunda pembukaan kembali perekonomian.
Foto aerial Simpang Susun Semanggi di Jakarta, Jumat (14/7). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Foto aerial Simpang Susun Semanggi di Jakarta, Jumat (14/7). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA – Pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2021 diperkirakan berada pada kisaran 3 sampai 4 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Menurut Ekonom Bank Permata Josua Pardede, perkiraan tersebut berdasarkan pertumbuhan pada kuartal I/2021yang masih terkontraksi, sehingga pemulihan belum secepat yang diperkirakan. Adapun, pertumbuhan PDB Indonesia di kuartal I/2021 sebesar -0,74 persen.

“Tertahannya pertumbuhan ekonomi sendiri diperkirakan hanya bersifat temporer, pada paruh pertama 2021,” jelas Josua kepada Bisnis, Selasa (18/5/2021).

Meski begitu, pemulihan akan terjadi di kuartal II/2021 yang didasarkan pada perkiraan bahwa aktivitas ekonomi sudah mulai dibuka sejalan dengan distribusi vaksin yang lebih meluas.

Tidak hanya itu, pemulihan pada kuartal II/2021 juga diamplifikasi oleh beberapa kebijakan pemerintah, seperti relaksasi kredit usaha rakyat atau KUR dan kebijkan pengurangan PPN properti, yang masih berlangsung setidaknya hingga Agustus mendatang.

Terkait dengan faktor penghambat, Josua memperkirakan risiko kenaikan kasus Covid-19 yang masih berpotensi terjadi dapat menunda pemulihan ekonomi sesuai target. Risiko lonjakan kasus juga dapat membuat pemerintah menunda pembukaan kembali perekonomian.

Sebelumnya, Morgan Stanley merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk sepanang 2021 menjadi 4,5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari 6,2 persen sebelumnya. Hal tersebut tertuang dalam laporan yang dirilis pada Senin (18/5/2021).

Morgan Stanley juga merevisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi di negara-negara Asean menjadi 5,4 persen, setelah sebelumnya diperkirakan tumbuh sebesar 7,4 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper