Bisnis.com, JAKARTA - Laju inflasi diperkirakan akan kembali melandai setelah periode Ramadan tahun ini berlalu. Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia (BI) mengindikasikan tekanan inflasi pada Juni dan September 2021 mendatang akan mengalami penurunan.
Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) pada Juni 2021 yang tercatat sebesar 141,4, turun dari 156,4 pada bulan sebelumnya.
Penurunan tekanan inflasi tersebut diperkirakan karena persediaan barang yang tercukupi seiring dengan distribusi barang yang lancar.
Di sisi lain, Indeks Ekspektasi Harga Umum pada September mendatang juga diperkirakan lebih rendah, yaitu sebesar 134,9, turun dari bulan sebelumnya 141,7.
“Responden menyatakan hal tersebut dipengaruhi oleh distribusi barang yang lancar, pasokan yang cukup serta telah berlalunya hari raya keagamaan,” tulis BI dalam laporannya, Rabu (12/5/2021).
Adapun, BI memperkirakan inflasi pada minggu pertama Mei 2021 akan meningkat sebesar 0,15 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).
Secara tahun berjalan inflasi diperkirakan sebesar 0,73 persen (year-to-date/ytd). Sementara secara tahunan diperkirakan mencapai 1,51 persen (year-on-year/yoy).
Penyumbang utama inflasi pada Mei 2021 sampai dengan minggu pertama yaitu komoditas angkutan antar kota sebesar 0,11 persen mtm.
Penyumbang inflasi lainnya di antaranya daging ayam ras sebesar 0,03 persen mtm, jeruk dan daging sapi masing-masing sebesar 0,02 persen mtm, serta minyak goreng, emas perhiasan dan angkutan udara masing-masing sebesar 0,01 persen mtm.