Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Fase Produksi, Vaksin Merah Putih Sudah Masuk Tahap Akhir

Pengembangan Vaksin Merah Putih terus dikebut supaya rencana produksi pada awal 2021 bisa terealisasi. 
Peneliti beraktivitas di ruang riset vaksin Merah Putih di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Rabu (12/8/2020). Vaksin COVID-19 buatan Indonesia yang diberi nama vaksin Merah Putih tersebut ditargetkan selesai pada pertengahan tahun 2021. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Peneliti beraktivitas di ruang riset vaksin Merah Putih di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Rabu (12/8/2020). Vaksin COVID-19 buatan Indonesia yang diberi nama vaksin Merah Putih tersebut ditargetkan selesai pada pertengahan tahun 2021. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

Bisnis.com, JAKARTA – Proses pengembangan Vaksin Merah Putih (VMP) sudah di tahap akhir, sebelum nantinya memasuki fase produksi di PT Bio Farma (Persero).

Selanjutnya, akan dilakukan upaya percepatan agar rencana VMP dapat diproduksi pada awal 2021 bisa terealisasi. 

Sejauh ini, belum ada kepastian mengenai berapa jumlah dosis VMP yang akan diproduksi untuk mengamankan persediaan vaksin Covid-19 di Tanah Air. Sebab, keberadaan VMP sangat krusial untuk mendukung niat pemerintah untuk bisa lepas dari impor vaksin dapat terwujud.

Kebutuhan vaksin Covid-19 untuk program vaksinasi tahun depan pun belum diketahui pasti. Tetapi, dengan perhitungan tahun ini, pemerintah menargetkan sebanyak 181,6 juta atau 70 dari penduduk Indonesia tervaksinasi. Ini artinya, kemungkinan masih ada sekitar 30 persen dari penduduk Indonesia yang harus divaksin tahun depan.

Ketua Lembaga Biologi dan Molekuler (LBM) Eijkman Profesor Amin Soebandrio mengatakan masa transisi proses pengembangan VMP sudah memasuki tahap akhir sebelum sepenuhnya memasuki fase produksi di Bio Farma.

"Masa transisi proses pengembangan Vaksin Merah Putih sudah memasuki tahap akhir sebelum sepenuhnya dipindahkan ke Bio Farma," ujar Amin, Jumat (7/5/2021).

Sebelum mematok target produksi vaksin pada awal 2022, pemerintah sendiri awalnya menargetkan produksi massal bisa dilakukan pada semester II/2022. Adapun, penyerahan bibit vaksin akan dilakukan dalam dua tahap, yakni pada Maret dan Mei 2021.

Amin menjelaskan, dalam kondisi normal proses pengembangan vaksin bisa berlangsung selama 3-5 tahun untuk fase research and development (R&D). Tetapi, dalam kondisi seperti saat ini, percepatan sangat mungkin untuk dilakukan.

Adapun, sejumlah instansi yang terlibat dalam pengembangan Vaksin Merah Putih, antara lain Eijkman, Lembaga Ilmu pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Indonesia (UI), Institute Teknologi Bandung (ITB), Universitas Airlangga (UNAIR), Universitas Gadjah Mada (UGM), PT Kalbe Farma Tbk., Biotis, dan Tempo Scan.

Pada perkembangan lain, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) akan melakukan uji klinis VMP yang dikembangkan oleh Universitas Airlangga bermitra dengan PT Biotis rampung pada kuartal IV/2021.

Saat ini, pengembangan VMP di 2 instansi tersebut berlangsung di fase praklinis. Dengan target rampung pada kuartal IV mendatang, pemerintah memperkirakan vaksin tersebut bisa diproduksi secara massal pada awal 2022.

Sebagaimana diketahui, pengembangan Vaksin Merah Putih merupakan bagian dari Keppres No. 18/2020 tentang Tim Nasional Percepatan Pengembangan Vaksin Covid-19 di mana terdapat 6 universitas dan 2 instansi yang terlibat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper