Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, produk domestik bruto (PDB) RI pada kuartal I/2020 minus 0,74 persen (year on year/yoy).
Dengan demikian perekonomian Indonesia berada dalam fase resesi, Adapun secara kuartalan, ekonomi tumbuh sebesar minus 0,96 persen secara kuartalan (quarter to quarter/qtq).
Dibandingkan kuartal IV/2020, realisasi pertumbuhan ekonomi tersebut membaik.
Seperti diketahui, selama 3 kuartal terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami resesi. Kuartal IV/2020, ekonomi Indonesia masih mengalami kontraksi 2,19 persen.
Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan pertumbuhan kuartal I/2021 menunjukkan perbaikan yang signifikan.
"Ini menunjukkan bahwa tanda-tanda perbaikan ekonomi semakin nyata," tegas Suhariyanto, Rabu (5/5/2021).Secara lapangan usaha, infokom, pengadaan air, jasa kesehatan, pertanian dan pengadaan listrik dan gas serta real estat tumbuh positif. Pertumbuhan tertinggi dicetak oleh infokom sebesar 8,72 persen.
Sementara itu, 11 lapangan usaha tumbuh negatif. Penurunan terdalam dicetak oleh sektor transportasi dan pergudangan sebesar -13,12 persen.
Dari sisi pengeluaran, kontraksi masih terjadi di konsumsi LNPRT sebesar -4,53 persen dan konsumsi rumah tangga -2,23 persen, serta PMTB sebesar 0,23 persen.
Menurut Suhariyanto, kontraksi di konsumsi rumah tangga jauh lebih baik dari kuartal sebelumnya. Kontraksi terbesar di sumbang dari komponen transportasi dan komunikasi yang berada di laju minus 4,24 persen (yoy) dan -1,36 persen (qtq).
Sektor yang tumbuh positif di sisi pengeluaran, yaitu ekspor sebesar 6,74 persen, impor 5,27 persen dan konsumsi pemerintah 2,96 persen.