Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan mendorong pelaku usaha batu bara untuk mulai bergerak ke sektor hilirisasi batu bara.
Hal ini sebagai salah satu upaya agar sektor industri batu bara dapat bertahan di tengah tekanan global untuk mengatasi perubahan iklim.
Luhut mengatakan bahwa sejumlah negara, termasuk Indonesia, terus menggaungkan transisi energi dari energi fosil ke energi baru terbarukan untuk menyukseskan rencanan pembangunan ekonomi rendah karbon.
"Hasilnya, kampanye ini semakin menekan industri batu bara sehingga mau tidak mau para pelaku usaha sektor batu bara perlu memutar otak agar terus dapat bertahan," ujar Luhut dalam acara CEO Talks' Webinar: Sustainability Executive Connect, Rabu (5/5/2021).
Belum lagi, lanjut Luhut, pandemi Covid-19 telah membuat harga batu bara anjlok dan membuat permintaan energi turun sehingga semakin menekan kinerja industri batu bara.
Dia pun menilai masih sangat dini untuk memprediksi kenaikan harga batu bara karena tingginya pengaruh eksternal, seperti faktor pemulihan ekonomi global.
Baca Juga
Oleh karena itu, dia mendorong pelaku usaha untuk melakukan berbagai inovasi, salah satunya dengan menciptakan nilai tambah atau bergerak ke sektor hilirisasi batu bara, agar dapat terus bertahan di masa mendatang. Pengembangan hilirisasi batu bara ini sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam mendorong transisi ke energi yang lebih bersih.
"Selain itu, untuk memenuhi tujuan pembangunan ke arah rendah karbon pemerintah juga terus mendukung dan menjadi bagian dari komitmen Paris Agreement melalui ekonomi rendah karbon dan adaptasi terhadap dampak negatif perubahan iklim. Hal ini akan dicapai melalui berbagai sektor seperti kehutanan, pertanian, limbah, enegi, transportasi dan industri," kata Luhut.