Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DEN Dorong Program Konversi Kompor Listrik Masuk dalam RAPBN 2022

Pemberian insentif seperti konsep pada program konversi minyak tanah ke LPG sangat dimungkinkan untuk dilakukan secara bertahap.
Sejumlah peserta memasak menggunakan kompor induksi di halaman kantor PLN UP3 Kota Bogor, Jawa Barat, Jum'at (15/2/2019)./ANTARA-Arif Firmansyah
Sejumlah peserta memasak menggunakan kompor induksi di halaman kantor PLN UP3 Kota Bogor, Jawa Barat, Jum'at (15/2/2019)./ANTARA-Arif Firmansyah

Bisnis.com, JAKARTA — Dewan Energi Nasional akan mendorong diusulkannya skema pemberian insentif untuk memasifkan konversi kompor liquefied petroleum gas ke kompor induksi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2022.

Sekretaris Jenderal DEN Djoko Siswanto mengatakan bahwa pemberian insentif seperti konsep pada program konversi minyak tanah ke LPG sangat dimungkinkan untuk dilakukan secara bertahap.

Pihaknya pun tengah berupaya mengusulkan kepada Kementerian Keuangan agar dimungkinkan adanya skema pemberian kompor listrik beserta peralatannya secara gratis kepada masyarakat golongan tertentu menggunakan anggaran APBN.

"Nanti kalau, misalnya, disetujui, sudah kami tuangkan juga di Grand Strategi Energi Nasional, untuk 2022 dimungkinkan untuk golongan masyarakat yang daya listriknya 450—900 VA," ujar Djoko dalam konferensi pers acara Launching Penggunaan Kompor Listrik Induksi di Lingkungan Setjen DEN, Senin (3/5/2021).

Bagi pelanggan daya 450—900 VA yang tidak cukup dayanya untuk menggunakan kompor listrik, nantinya dapat menaikkan daya listriknya. Untuk biaya penyambungan tambah dayanya, menurut Djoko, dapat diberikan secara cuma-cuma bahkan gratis oleh PLN.

Dengan didorongnya pemanfaatan kompor listrik ini diharapkan dapat menekan impor LPG. Djoko menuturkan bahwa dalam Grand Strategi Energi Nasional ditargetkan tidak ada lagi impor LPG pada 2030.

Selain mendorong pemanfaatan kompor listrik, pemerintah juga akan mendorong pemanfaatan jaringan gas bumi dan pemanfaatan dimetil eter (DME) untuk mencapai target pengurangan impor LPG.

"Kebutuhan LPG 8,8 juta ton per tahun dan produksi dalam negeri hanya sekitar 2 juta ton, 77 persen masih impor. Impor ini salah satunya kami kurangi dengan kompor listrik secara bertahap. Di 2030, di samping kompor listrik, juga dengan jargas bumi, DME, untuk kurangi impor LPG kita," kata Djoko.

Sementara itu, Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PT PLN (Persero) Bob Saril menambahkan bahwa saat ini Gerakan Konversi 1 Juta Kompor Elpiji ke Kompor Induksi yang dicanangkan perseroan memang baru menyasar masyarakat mampu, serta golongan pelanggan daya 1.300 VA dan 1.300 VA ke atas, terutama yang berada di Pulau Jawa.

Namun ke depan, konversi kompor listrik juga akan didorong ke masyarakat tidak mampu dan golongan pelanggan daya 450-900 VA.

"Ke depannya bagaimana untuk masyarakat tidak mampu, memang sekarang kami lagi proses bersama dengan pemerintah untuk memasukkan ini ke dalam RAPBN Tahun 2022. Kami usulkan bersama-sama, kami mendorong supaya ini ada program konversi kayak minyak tanah dulu ke LPG," kata Bob.

Adapun, dalam mendorong program konversi 1 juta kompor listrik, PLN juga memberikan kemudahan berupa pemberian harga spesial biaya penyambungan tambah daya kepada konsumen.

"Kalau daya rumahnya tidak cukup, PLN memberikan kemudahan, yang mau tambah daya sampai 11.000 VA biayanya hanya Rp202.000 saja," imbuh Bob.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper