Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perindustrian menyebutkan program peningkatan penggunaan produksi dalam negeri (P3DN) memberikan kesempatan industri di Indonesia untuk tumbuh. Potensi belanja barang dan modal APBN dalam program ini mencapai Rp607 triliun.
"APBN tersebut terdiri atas belanja barang senilai Rp357,4 triliun dan belanja modal Rp250,3 triliun. Ini potensial untuk menumbuhkan industri dalam negeri," kata Inspektur Jenderal Kementerian Perindustrian Masrokhan saat menyampaikan pemaparan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada webinar di Jakarta, Kamis (30/4/2021).
Pada webinar bertajuk "Kebijakan Pemerintah dalam Meningkatkan Pertumbuhan Sektor Industri" tersebut, Masrokhan memaparkan sejak Tim Nasional (Timnas) P3DN diluncurkan pada 2018, Kementerian Perindustrian telah mengeluarkan sertifikat tingkat komponen dalam negeri (TKDN) lebih dari 10.000 produk.
Baca Juga : Begini Saran Kadin agar Penerapan TKDN Maksimal |
---|
Oleh karena itu, Kemenperin akan mengakselerasi program tersebut ke depannya, sehingga sasaran untuk menumbuhkan industri di Tanah Air dapat terwujud.
Masrokhan juga memaparkan P3DN merupakan salah satu program yang digenjot Kemenperin sebagai upaya penurunan impor sebesar 35 persen pada 2022.
Kemenperin meluncurkan program substitusi impor dengan target 35 persen pada 2022. Nilai substitusi impor yang ditargetkan adalah Rp152, 83 triliun atau 35 persen dari potensi impor 2019 sebesar Rp434 triliun.
"Langkah-langkah yang akan dilakukan Kemenperin dalam upaya penurunan impor yakni melalui substitusi impor dan peningkatan utilisasi sektor industri," tutur Masrokhan.
Selain P3DN, langkah lain untuk mengakselerasi program substitusi impor dan mendorong akselerasi pertumbuhan industri pada 2021 adalah melalui kebijakan harga gas industri, program hilirisasi mineral, pengembangan kawasan industri, program pengembangan digital capability center, program pengembangan vokasi industri, program pengembangan industri kecil menengah (IKM), dan program bangga buatan Indonesia.