Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom Proyeksi Pemulihan Manufaktur Masih Level Terbatas

Apabila dibandingkan dengan kondisi tahun lalu, industri tahun ini tampak pulih. Namun belum sampai ke level sebelum pandemi Covid-19.
Pekerja menyelesaikan pembuatan perangkat alat elektronik rumah tangga di PT Selaras Citra Nusantara Perkasa (SCNP), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (19/8/2020). Bisnis/Abdullah Azzam
Pekerja menyelesaikan pembuatan perangkat alat elektronik rumah tangga di PT Selaras Citra Nusantara Perkasa (SCNP), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (19/8/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom menilai pemulihan sektor manufaktur sepanjang tahun ini masih akan terjadi di level yang terbatas. Pasalnya, ketidakpastian dari pandemi Covid-19 masih membayangi.

Departement Head Industry and Regional Research Bank Mandiri Dendi Ramdani mengatakan jika melihat dari kondisi industri sejak tahun lalu, di mana PSBB pertama yang ketat dimulai dan industri benar-benar terpukul, maka dengan kondisi terkini jika dikatakan sudah ada pemulihan menjadi benar.

Namun, yang perlu diupayakan adalah pemulihan menuju kondisi normal sebelum pandemi. Menurut Dendi, saat ini seluruh sektor juga masih dalam kapasitas yang terbatas dan tidak bisa diekspektasi dengan ekspansi yang besar.

"Semua bisnis rasanya masih akan memanfaatkan kapasitas yang ada belum ekspansif. Seperti kita beli baju sekarang pasti karena butuh bukan euforia Lebaran atau lainnya," katanya kepada Bisnis, Kamis (29/4/2021).

Dendi menyebutkan untuk itu dua poin utama yang harus terus dijaga yakni mengendalikan kasus Covid-19 dan program vaksinasi masif yang efektif.

Menurutnya, dalam waktu dekat restriksi juga akan kembali dilakukan, tentunya dengan konsekuensi akan ada harga yang harus dibayar. Namun, hal itu menjadi yang harus dilakukan agar tren penurunan kasus positif bisa berlanjut di samping vaksin yang meningkatkan kepercayaan diri konsumsi masyarakat.

"Paling penting diingat sekarang ini masih dalam kondisi bertahan, seperti Hotel di Bali juga kondisinya masih terus mengakumulasi kerugian. Di samping itu stimulus yang menyasar dunia usaha diharapkan memiliki daya dorong yang kuat," ujarnya.

Kepala Center of Industry, Trade, and Investment Indef Andry Satrio Nugroho menilai secara keseluruh analisis pertumbuhan ekonomi kuartal I/2021 ini masih akan negatif. Sejumlah faktor pemulihan belum dilakukan secara optimal. Meski demikian, di luar konsen penanganan pandemi momentum kondisi ini diharapkan bisa menjadi waktu untuk membangkitkan industri dalam negeri berikut dengan produk-produknya.

"Harapannya memang pelaku industri mendapatkan vaksin memasuki kuartal II/2021 karena ini menjadi kunci supaya pemulihan lebih cepat," katanya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ipak Ayu
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper