Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kisah Rumah Mode Louis Vuitton Menapaki Kesuksesan Sebagai Merek Ternama Dunia

Sebagai merek paling menguntungkan di dunia, total pendapatan rumah mode dan barang mewah ini meraup hingga US$15 miliar pada 2020.
Tas merek Louis Vuitton./Istimewa
Tas merek Louis Vuitton./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Rumah mode dunia Louis Vuitton menyedot perhatian setelah menjadikan boy band Korea Selatan BTS menjadi house ambassador global untuk produk ternama ini.

Di tengah pandemi, perusahan barang mewah dari Prancis Louis Vuitton dinobatkan Majalah Forbes sebagai merek paling menguntungkan di dunia dengan margin keuntungan hingga 30 persen.

Sebagai merek paling menguntungkan di dunia, total pendapatan rumah mode dan barang mewah ini meraup hingga US$15 miliar pada 2020. Dan pertama kalinya sejak 70 tahun Louis Vuitton meluncurkan parfum pertamanya selama tahun 2016, di mana Aktris Emma Stone lah bintang iklan wewangian pertama Louis Vuitton.

Tak hanya itu, selama enam tahun berturut-turut mulai 2006 sampai 2012, Louis Vuitton disebut sebagai merek barang mewah paling berharga di dunia. Valuasinya pada tahun 2012 adalah US$25,9 miliar seperti yang dikutip dari laman Bloomberg.

Diketahui perusahaan ini beroperasi di 50 negara dengan lebih dari 460 gerai di seluruh dunia, dan gerai pertamanya dibuka di London, di Oxford Street.

Sedikit mengulik sejarah, perusahaan mode barang mewah ini, Louis Vuitton didirikan pada tahun 1854 oleh Louis Vuitton, produk barang mewah yang menjadi hasil menguntung bagi perusahaan ini adalah seperti sepatu, jam tangan, perhiasan, aksesoris, kacamata hitam, dan buku.

Perusahaan dengan logo LV, biasa jual produknya melalui butik tersendiri, gerai juga situs webnya. Fakta yang unik dari produk barang mewah produksi LV ini, hampir pada setiap produknya selalu disertai Manogram LV, salah satunya seperti di produksi koper mewah atau barang mewah dengan kulit hewan lainnya.

Produk yang pertama kali dijual Louis Vuitton dihargai dengan US$10.567. Di mana Vuitton memperkenalkan koper dengan bagian atas rata berbahan kanvas trianon - sehingga ringan dan ketat - pada tahun 1858 dari hasil dari pengamatannya terhadap koper Osilite buatan HJ Cave.

Tampilan koper karya Vuitton ini berbeda dengan kebanyakan prosuk koper pada umumnya, saat sebelum peluncuran produk Vuitton, koper-koper pada bagian atas berbentuk cembung, tujuannya agar air tidak menggenang di atasnya, tapi hal ini sebabkan koper tidak dapat ditumpuk.

Muncullah, koper warna abu-abu berbahan kanvas Trianon buatan Vuitton dimana bagian atasnya datar, sehingga dapat ditumpuk satu sama lain mempermudah saat di perjalanan.

Diketahui klien pertama Vuitton berasal dari Jepang bernama Aoyama Iwao, dia memesan sejumlah bagasi saat tinggal di Paris sebagai atase militer di Perang Prancis-Prusia.

Kemudian, Louis Vuitton pada 1876, sempat mengganti desain Trianon menjadi desain garis-garis berwarna krem dan cokelat bertujuan untuk melindungi desainnya. Sebagai produk terkenal, imitasi produk ramai di pasaran, pada tahun 1888 produk Louis Vuitton disertai kalimat 'marque L. Vuitton depose' berarti merek dagang terdaftar L. Vuitton pola Damier Canvas yang diciptakannya.

Berselang beberapa tahun kemudian, tepatnya 1892, posisi kepemimpinan perusahaan dipegang Georges Vuitton sebab Louis Vuitton meninggal dunia dan pada masa Georges ini pula, produk Louis Vuitton mulai dibangun sebagai perusahaan global hingga berkembang sampai saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Tempo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper