Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menargetkan ekonomi Indonesia pada 2022 akan tumbuh pada kisaran 5,4 hingga 6 persen.
Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan tahun 2022 akan menjadi tahun kunci pemulihan ekonomi, di mana akselerasi perbaikan akan terjadi setelah proses vaksinasi yang masif dilakukan pada 2021.
“Pada tahun 2022 kita akan lebih optimistis karena pertumbuhan ekonomi di 2022 akan lebih cepat dari 2021, serta 2022 merupakan tahun penting untuk kita bisa menyiapkan landasan ekonomi Indonesia untuk bangkit dari Covid-19,” katanya dalam acara Bisnis Indonesia Corporate Social Responsibility Award 2021, Kamis (22/4/2021).
Amalia menjelaskan, investasi dan ekspor akan menjadi kunci pemulihan ekonomi di 2022. Pasalnya, investasi diyakini akan bisa menciptakan lapangan kerja yang besar dan bisa kembali mempekerjakan para pekerja yang menganggur saat terjadi pandemi Covid-19.
Dia menyampaikan, untuk pertumbuhan ekonomi 5,4 hingga 6 persen, dibutuhkan investasi sebesar Rp5.800 hingga Rp5.900 triliun, di mana sebagian besar kebutuhan investasi diharapkan dari swasta,
Hal ini dikarenakan investasi pemerintah diperkirakan hanya akan mencapai pada kisaran 8 persen, sementara investasi BUMN hanya 9 persen, sehingga lebih dari 80 persen investasi swasta dibutuhkan.
Baca Juga
“Jadi peranan dunia usaha untuk melakukan aktivitas ekonomi dan aktivitas investasi menjadi salah satu hal yang penting agar ekonomi Indonesia bisa pulih dan tumbuh berkelanjutan,” katanya.
Sementara itu, imbuhnya, kinerja ekspor yang positif ke depan akan mengurangi tekanan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD). Pemerintah melihat, kinerja ekspor memiliki prospek yang baik ke depan seiring dengan perbaikan ekonomi global dan harga komoditas yang semakin meningkat.
“Ini akan bisa dijadikan sebagai salah satu momentum untuk meningkatkan pertumbuhan ekspor. Terakhir di Maret 2021 ekspor bisa tumbuh dua digit secara tahunan, artinya kami berharap momentum peningkatan ekspor dengan seiring pulihnya perekonomian global, terutama di China dan Amerika Serikat,” jelasnya.