Bisnis.com, JAKARTA - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkapkan bahwa faktor penyebab kecelakaan bus dan truk yang terjadi di Indonesia terdiri dari faktor manusia, kendaraan, dan jalan. Ketiga hal tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan saling berkaitan.
Investigator Senior KNKT Ahmad Wildan menyebut jenis kecelakaan pada bus dan truk yang sering terjadi yaitu karena rem blong, tabrak depan belakang, hilang kendali, pecah ban, risk journey, dan terbakar.
“Kasus rem blong biasanya sering terjadi karena beberapa sebab yaitu kondisi jalan menurun, kampas overheat karena rem pedal dipaksa bekerja maksimal, dan adanya malfungsi,” katanya dalam siaran pers, Rabu (21/4/2021).
Dia menuturkan tingginya angka kecelakaan kendaraan bus dan truk lebih sering diakibatkan oleh kegagalan pengereman pada jalan menurun dan atau berkelok. Sementara, sangat sedikit sekali kasus rem blong pada jalan datar atau lurus.
Oleh karenanya dia menjelaskan prosedur yang seharusnya dilakukan pengemudi bus dan truk untuk mencegah terjadinya kecelakaan pada saat melewati jalan menurun dan berkelok yaitu dengan menggunakan gigi rendah.
"Hal ini perlu dilakukan untuk mengurangi perputaran mesin, melambatkan putaran roda, dan meringankan kerja dari rem pedal," jelasnya.
Baca Juga
Sebagai informasi, berdasarkan data kecelakaan lalu lintas pada 2015 sampai dengan 2020, terdapat 528.058 kasus kecelakaan dengan korban meninggal dunia sebanyak 164.093 orang.
Kecelakaan lalu lintas juga menjadi penyebab kematian paling tinggi untuk kelompok usia 15-29 tahun, dan hal itu membawa kerugian besar bagi mereka yang sedang memasuki usia produktif.
Sementara, berdasarkan data Integrated Road Safety Management System (IRSMS) Korlantas Polri, pada 2019, dari 109.244 kejadian kecelakaan, terdapat 29.478 kecelakaan fatal yang mengakibatkan korban meninggal dunia, yang berarti 3-4 orang meninggal dunia setiap jamnya akibat kecelakaan lalu lintas.