Bisnis.com, JAKARTA - Pengusaha jasa angkutan barang, PT Lookman Djaja Logistic mengeluhkan tidak adanya regenerasi pengemudi di sektor tersebut.
Pemilik PT Lookman Djaja Logistic Kyatmaja Lookman menilai hal tersebut juga menjadi faktor penyebab banyaknya kecelakaan lalu lintas yang melibatkan truk angkutan barang.
"Kenapa kok kecelakaan di angkutan kita semakin naik khususnya angkutan barang, karena di angkutan barang itu sekarang kita mengalami defisit pengemudi," katanya, Selasa (20/4/2021).
Menurutnya, seorang pengemudi angkutan barang awalnya bermula dari seorang kernet. Saat masih menjadi kernet, dia akan belajar bagaimana mengemudikan truk barang dengan baik.
Sayangnya kini, lanjut dia, banyak pengemudi jarak jauh yang sendiri atau pengemudi tunggal tanpa didampingi seorang kernet, sehingga hal tersebut berdampak terhadap proses regenerasi pengemudi.
"Pengemudi ini kan alumni kernet ya dulunya. Tapi sekarang sudah banyak pengemudi jarak jauh yang tunggal jadi dia sudah tidak bawa kernet lagi sehingga regenerasi untuk pengemudi di angkutan barang itu sudah mulai hilang," jelasnya.
Baca Juga
Sementara itu dia menambahkan, saat ini banyak calon pengemudi yang mendapatkan izin mengemudi tanpa ada pengalaman sebagai kernet, apalagi tidak ada kompetensi khusus yang bisa diikuti calon pengemudi tersebut.
"Nah ketika pengemudi yang ada sekarang itu semakin menua, otomatis kita mengalami defisit pengemudi ditambah dengan tidak ada tempat untuk mengasah kompetensi, maka hal ini dapat juga menyebabkan permasalahan kecelakaan," imbuhnya.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mendapati fakta bahwa kecelakaan yang melibatkan bus dan truk menduduki urutan kedua setelah sepeda motor di Indonesia.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi mengatakan angka kecelakaan lalu lintas yang melibatkan kedua angkutan tersebut terus meningkat setiap tahun Dari beberapa laporan didapatkan bahwa kendaraan over dimension over loading (ODOL) menjadi penyebab mayoritas kecelakaan.
Menurutnya, kecelakaan yang melibatkan kendaraan truk ataupun bus tersebut paling dominan terjadi karena pecah ban, rem blong, speleng kemudi, angkutan ODOL dan rangka patah.