Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perbankan Global Didorong Hentikan Pembiayaan Bahan Bakar Fosil

Manajer aset, termasuk divisi EOS Federated Hermes Inc. dan Pacific Investment Management Co., telah meminta 27 bank untuk berkomitmen untuk menghilangkan emisi pada seluruh operasi mereka pada 2050, termasuk yang dihasilkan dari pinjaman, perdagangan dan penjaminan emisi.
Asap membubung dari cerobong-cerobong asap sebuah pabrik pemanas di Jilin, China/Reuters
Asap membubung dari cerobong-cerobong asap sebuah pabrik pemanas di Jilin, China/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - kelompok investor yang mengelola dana senilai US$11 triliun telah meminta bank-bank terbesar dunia untuk menghentikan pembiayaan perusahaan bahan bakar fosil dan mendukung tujuan perjanjian iklim Paris.

Manajer aset, termasuk divisi EOS Federated Hermes Inc. dan Pacific Investment Management Co., telah meminta 27 bank untuk berkomitmen untuk menghilangkan emisi pada seluruh operasi mereka pada 2050, termasuk yang dihasilkan dari pinjaman, perdagangan dan penjaminan emisi, serta menetapkan target pengurangan sementara.

Investor Institusional untuk Perubahan Iklim (IIGCC) yang terdiri atas 35 instansi, juga mengatakan bank harus memperluas kegiatan keuangan hijau dan menarik diri dari proyek apa pun yang bertentangan dengan kesepakatan Paris.

Sebagai penjaga gerbang utama modal untuk sebagian besar ekonomi dunia, bank memiliki peran penting dalam upaya membatasi pemanasan global. Pembuat kebijakan dan investor kini menyerukan bank untuk menggunakan sumber dayanya yang besar untuk memfasilitasi transisi menuju dunia yang bebas karbon.

“Ada kebutuhan mendesak bagi bank untuk mengambil dan mempercepat tindakan untuk mendukung tujuan Perjanjian Paris,” kata Stephanie Pfeifer, kepala eksekutif IIGCC, dilansir Bloomberg, Senin (19/4/2021).

Dia melanjutkan komitmen bebas karbon harus mendorong perubahan nyata. Dengan lima tahun berlalu sejak Perjanjian Paris, diskursus harus digantikan dengan upaya nyata.

Sementara itu, para investor mengirimkan surat tersebut kepada pemberi pinjaman termasuk JPMorgan Chase & Co., HSBC Holdings Plc dan UBS Group AG. Meskipun banyak bank telah mengumumkan rencana nol bersih karbon, para kritikus mempertanyakan substansi komitmen ini karena banyak yang tidak menyebutkan pinjaman bahan bakar fosil dan tidak menyertakan pencapaian sementara.

HSBC yang berbasis di London mengatakan bulan lalu bahwa mereka berencana untuk mengadopsi tujuan tambahan menuju target 2050 setelah tekanan dari sekelompok pemegang saham.

Grup investor, yang juga mencakup Fidelity International dan Legal & General Investment Management, meminta bank menilai dan mengungkapkan emisi gas rumah kaca yang terkait dengan aktivitas pembiayaan mereka.

Perusahaan manajemen aset mengatakan bank harus menyelaraskan ketentuan keuangan mereka dengan penyampaian tujuan Perjanjian Paris.

Dalam praktiknya, ini berarti perbankan harus terus menghapus pembiayaan bahan bakar fosil dan aktivitas tidak selaras lainnya yang tidak sesuai dengan target emisi 2050, sambil meningkatkan pembiayaan ke solusi nol dan rendah karbon yang penting untuk pencapaiannya.

Dorongan lain dari investor termasuk bank menetapkan kondisi eksplisit saat memberikan pembiayaan yang terkait dengan target bebas karbon; tidak terlalu mengandalkan teknologi dan penyeimbangan emisi negatif yang belum terbukti; dan komite remunerasi bank untuk memastikan kompensasi variabel sejalan dengan pencapaian target iklim nihil dan sementara.

“Masalah yang kita hadapi saat ini adalah terlalu banyak bank yang gagal untuk mempertimbangkan kerusakan iklim ketika mereka membuat keputusan pendanaan, dan terlalu banyak uang yang dibajak untuk kegiatan intensif karbon yang sangat perlu kita hindari,” kata Kepala Penatalayanan di Sarasin & Partners Natasha Landell-Mills.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper