Bisnis.com, JAKARTA - Universitas Padjadjaran (Unpad) memproyeksikan kembalinya tingkat permintaan penerbangan internasional akan berlangsung pada 2026.
Dosen dan peneliti Unpad Yayan Satyakti mengatakan skenario penerbangan internasional didasari oleh kajian ekonomi yang dikeluarkan oleh International Monetary Fund (IMF). Berdasarkan hal tersebut, rebound khususnya untuk rute internasional juga dimulai dengan adanya vaksinasi.
"Nah ini kita lihat proyeksi rebound khususnya untuk skenario moderat kita lihat itu terjadi pada 2026. Untuk pencapaian pada jumlah penumpang tahun 2019. Saya beri highlight bahwa pada Desember khususnya pada 2019 untuk kurang lebih sekitar 36,59 juta akan dicapai kembali itu pada 2026," ujarnya, Kamis (15/4/2021).
Adapun, untuk skenario optimis, lanjutnya, juga akan berlangsung pada 2026 tetapi bisa terealisasikan pada bulan yang lebih awal dibandingkan dengan skenario moderat.
Sementara, untuk skenario pesimis pada 2026, jumlah penumpang masih sangat sedikit sekitar 2 juta lebih rendah dibandingkan dengan posisi dari skenario optimis dan moderat.
Adapun dalam skenario optimis, pihaknya hanya menaikkan proses vaksinasi hingga 50 persen dari kondisi saat ini dan bukannya hingga 100 persen dengan mempertimbangkan informasi embargo dan distribusi vaksin yang bersifat eksogen. Selain itu masyarakat internasional juga sudah memiliki literasi dari sisi protokol kesehatan yang tidak hanya berasal dari vaksin.
Baca Juga
Hal itu diperkirakan juga memberikan dampak signifikan selain daripada vaksin untuk memperbaiki mobilitas di beberapa negara mitra pasar Internasional bagi Indonesia.
Sejauh ini, pangsa pasar yang relatif besar bagi penerbangan internasional di Indonesia adalah wilayah Asean seperti Malaysia, Singapura, Thailand, dan sisanya adalah Eropa dan Amerika Serikat. Dia memperkirakan rute tersebut akan mulai bergerak pada 2022 bertahap hingga permintaan mencapai kondisi sebelum Covid-19 pada 2026.
"Saya tidak membuat terlebih dahulu kesimpulan karena mungkin nanti kesimpulannya bisa berubah. Tetapi hasil dari kami menjelaskan bahwa prospek pada saat ini saat ini khusus untuk pasar maskapai didominasi oleh domestik dan protokol kesehatan menjadi salah satu faktor yang sangat dominan untuk boost dan memberikan rebound yang lebih cepat dibandingkan dengan skenario yang telah dilakukan," imbuhnya.