Bisnis.com, JAKARTA – Tren surplus neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2021 berpotensi untuk berlanjut, namun menyusut hingga di bawah US$1 miliar atau.
Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal memperkirakan neraca perdagangan Indonesia di Maret 2021 masih akan surplus namun nilainya akan mengecil. Adapun, posisi neraca perdagangan pada Februari 2021 surplus sebesar US$2 miliar.
“Maret saya [perkirakan] masih berpotensi surplus tapi saya perkirakan surplusnya akan mengecil, bisa jadi di bawah US$1 miliar,” kata Faisal kepada Bisnis, Rabu (14/4/2021).
Menurut Faisal, hal tersebut disebabkan oleh meningkatnya impor menjelang bulan Ramadan terutama pada barang konsumsi. Meskipun, ekspor diperkirakan tetap kuat seperti periode-periode sebelumnya.
“Sebabnya, walaupun ekspor tetap kuat, tapi impor menjelang ramadhan biasanya mengalami peningkatan, khususnya impor barang konsumsi,” jelasnya.
Faisal mengatakan impor sudah menguat ditunjukkan dari harga sejumlah komoditas yang secara rata-rata naik, seperti eskpor sawit (crude palm oil/CPO) dan batu bara.
Baca Juga
Sementara di sisi impor, Faisal mengingatkan terkait dengan harga minyak yang meningkat. “Tapi pada saat yang sama juga harga minyak meningkat, sehingga mendorong impor karena kita net importir minyak,” ujarnya.