Bisnis.com, JAKARTA – Pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II/2021 diperkirakan positif dan bisa tumbuh di kisaran 5 persen.
Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal mengatakan kemungkinan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) mencapai angka 5 persen di kuartal II/2021 masih memungkinkan. Akan tetapi, dia pesimistis terhadap kemungkinan melompatnya PDB ke level di atas 5 persen.
Sebelumnya, Kementerian Keuangan memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kuartal II/2021 akan melompat hingga menjadi 7-8 persen dengan menggeliatnya aktivitas ekonomi sejak awal 2021.
“Kita perkirakan ekonomi akan cukup tinggi di kisaran 5 persen masih memungkinkan. Tapi kalau sudah 7 sampai dengan 8 persen itu terlalu overshoot,” jelas Faisal kepada Bisnis, Senin (12/4/2021).
Menurut Faisal, indikasi pemulihan yang cukup kuat belum terlihat dari sejumlah indikator. Salah satu yang paling kentara terlihat menurutnya adalah penjualan sektor ritel.
Tren penjualan ritel yang dilihatnya masih negatif secara bulanan dan tahunan, menyebabkan kemungkinan pertumbuhan ekonomi bisa melompat secara drastis sangat kecil.
Baca Juga
Namun, dia tidak menutup kemungkinan bagi baik ekonomi atau konsumsi bisa tumbuh positif di kuartal II/2021.
“Kenapa itu indikator paling kuat? Karena ekonomi kita 60 persen [terdiri dari] konsumsi rumah tangga. [Lalu] konsumsi rumah tangga itu indikator terdekatnya adalah penjualan di sektor ritel,” kata Faisal.
Adapun, Bank Indonesia (BI) hari ini mencatat indeks penjualan riil (IPR) pada Februari 2021 adalah sebesar 177,1. Secara tahunan, penjualan eceran mengalami penurunan sebesar -18,1 persen (year-on-year/yoy), lebih dalam dari bulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar -16,4 persen yoy.
Secara bulanan, kinerja penjualan eceran mengalami perbaikan meski masih mengalami kontraksi sebesar -2,7 persen (month-to-month/mtm), lebih baik dari bulan sebelumnya yang tercatat -4,3 persen mtm.