Bisnis.com, BOGOR — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akan mendirikan sarana dan prasarana pelatihan konstruksi layang. Fasilitas tersebut dinilai penting lantaran konstruksi infrastruktur layang atau elevated akan semakin marak pada masa depan.
Plt. Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR Trisasongko Widianto menargetkan dapat menghasilkan 1.000 tenaga kerja ahli dan terampil dalam membangun infrastruktur layang hingga 2024. Selain itu, tenaga kerja yang telah mendapatkan pelatihan tersebut akan mendapatkan sertifikat konstruksi layang setelah menyelesaikan pelatihan.
"Malah akan ada [sertifikasi konstruksi layang[ yang bertaraf internasional untuk memenuhi kebutuhan pasar. Artinya, [lulusan tempat pelatihan ini akan memenuhi pasar] regional Asean, mungkin bisa [masuk pasar] internasional," katanya seusai pencanangan proyek sarana dan prasarana pelatihan konstruksi layang, Senin (12/4/2021).
Trisasongko menyampaikan bahwa alat pelatihan yang akan dibangun adalah launching gantry, yakni alat yang digunakan untuk mengangkat material secara horizontal dengan lebih stabil, jangkauan yang luas, dan efisien.
Di samping itu, Trisasongko menyatakan bahwa pihaknya telah memasukkan konstruksi mitigasi bencana dalam kurikulum tempat pelatihan tersebut.
Menurutnya, kurikulum tersebut merupakan poin wajib mengingat mayoritas wilayah Indonesia berada dalam area cincin api.
Trisasongko menyampaikan bahwa PUPR sedang melatih sekitar 30 orang calon pelatih tempat pelatihan tersebut. Adapun, lanjutnya, Kementerian PUPR akan melihat perkembangan tempat pelatihan tersebut sebelum membangun fasilitas serupa lagi.
Di sisi lain, Trisasongko menilai tempat pelatihan tersebut dapat meningkatkan tenaga kerja konstruksi yang tersertifikasi. Kementerian PUPR mencatat saat ini baru ada sekitar 628.000 tenaga kerja konstruksi yang tersertifikasi dari total 9 juta orang.
"Dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional kami ada target [sertifikasi tenaga kerja konstruksi hingga] 625.000 orang, artinya sekitar 125.000 orang per tahun selama 2020—2024, tapi karena anggarannya fluktuatif, tahun ini hanya 60.000 orang," ucapnya.